Search

Prof KH Mohammad Mukri Hati-hati Pilih Travel Umrah

Majalahaula.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri mengungkapkan keprihatinannya atas terulangnya kembali kejadian penipuan kepada para calon jamaah umrah oleh pihak yang tidak bertanggungjawab. Penipuan ini dilakukan PT NSWM yang diduga telah melakukan penipuan terhadap lebih dari 500 jamaah dengan kerugian yang ditaksir mencapai Rp90 miliar.

Atas kejadian tersebut, ia mengimbau dan mengajak kepada masyarakat untuk dapat benar-benar selektif, cermat, dan berhati-hati memilih biro travel perjalanan umrah guna menghindari terulangnya kembali penipuan seperti ini. Di antara cara memilih biro travel adalah memastikan travel sudah teregistrasi resmi di Kementerian Agama.

“Saat ini bisa kita lakukan secara mandiri pengecekan status legalitas dari agen travel melalui website Kemenag. Jika tidak terdaftar dalam list yang ada di Kemenag, maka sudah menjadi tanda dari akan timbulnya masalah,” kata Prof Mukri.

Baca Juga:  Akhdiyat Duta Modjo Tampil sebagai Pelatih Bulutangkis

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur dengan harga murah yang ditawarkan dan janji-janji fasilitas yang lengkap seperti dekat dengan Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Jika tergiur dengan tidak memastikan legalitas serta rekam jejak dari travel, bisa jadi niatan ibadah umrah dari rumah akan berubah menjadi musibah.

Prof Mukri melihat bahwa antusias umat Islam di Indonesia untuk berangkat umrah sangat tinggi. Jangan sampai antusias dan niat suci dari jamaah ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang hanya mencari keuntungan materi saja dengan menipu.

Ia menyebut kepadatan jamaah umrah di bulan Ramadlan 1444 Hijriyah saat ini sangat tinggi. Umrah di bulan Ramadlan kali ini seperti layaknya musim haji. Jamaah dari berbagai penjuru dunia khususnya dari Indonesia memadati situs Masjid Nabawi.

Baca Juga:  KH. Zulfa Musthofa Makna Hari Santri sebagai Kontribusi NU Jaga Indonesia

“Saat ini jamaah padat. Tapi terlihat tertib. Seperti masuk Raudlah sekarang tidak berdesak-desakan seperti sebelum pandemi Covid,” ungkapnya.

Setelah status pandemi berubah menjadi endemi saat ini, penggunaan masker di Masjid Nabawi pun sudah tidak diwajibkan lagi alias longgar. Keleluasaan inilah yang menjadikan para jamaah terlihat menikmati ibadah di masjid yang di dalamnya terdapat makam Rasulullah SAW. (Hb)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA