Search

Sejak Kapan Sepak Bola Steril dari Politik?

Majalahaula.id – Federasi Sepak Bola internasional, FIFA secara resmi telah mengumumkan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Meski tak disebutkan secara spesifik alasannya, banyak kalangan menduga pembatalan ini terkait penolakan terhadap timnas Israel.

Di antara tokoh yang paling gencar menentang adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Tak sedikit menyalahkan keduanya karena dianggap menyeret urusan sepak bola ke dalam kepentingan politik.

Di tengah situasi ini, jurnalis Najwa Shihab membuat pernyataan menarik dalan akun medsosnya. Menurut pembawa acara Mata Najwa ini, sepak bola selalu lekat dengan politik sejak lama dan dimana saja. “Sejak kapan sepak bola itu steril dari politik?” tanya Najwa dalam Youtube Channel Najwa Shihab.

Baca Juga:  Komitmen Ciptakan Ekosistem Kendaraan Listrik

Bahkan, sepak bola pernah menjadi alat perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajah. “Ketika rasisme dan deskriminasi terhadap kaum Bumiputra, sepak bola tuh jadi pendobrak. PSSI didirikan Suratin tahun 1930 itu salah satunya untuk membangkitkan nasionalisme dan jadi alat perjuangan meraih kemerdekaan,” papar Najwa Shihab.

Perempuan yang akrab disapa Nana ini menganggap wajar, bila sekarang dalam konteks yang sama dilihat atas ketidakadilan yang terjadi di Palestina. Namun, Nana menekankan pantang bicara atas nama kemanusiaan dan kesetaraan atas nama Palestina, tapi menutup mata atas ketidakadilan dalam tragedi Kanjuruhan. “Kalau kita lantang membela penderitaan, penindasan rakyat Palestina. Hal yang sama juga harusnya ditunjukkan ke korban tragedi Kanjuruhan. Yang bahkan pelakunya sekarang divonis ringan bebas dan mengalihkan tanggung jawabnya ke angin yang bergoyang,” tegasnya.(Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA