Search

RMI PBNU Sosialisasikan Literasi Digital ke 1000 Pengajar di Pesantren NTB

Majalahaula.id – 1000 pengajar pesantren yang tersebar di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti kegiatan literasi digital sektor komunitas yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) di Mataram, NTB.

Kegiatan yang mengangkat tema Strategi pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah yang efektif dan berdampak positif bagi masyarakat ini terselenggara berkat kerja sama dengan Kementerian Kominfo, RMI PWNU NTB, dan RMI PCNU Mataram.

Saat membuka resmi kegiatan, Ketua RMI PWNU NTB TGH M Said Budairi menyampaikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi digital secara bijak, kita dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengatasi berbagai tantangan global yang dihadapi oleh dunia saat ini.

Baca Juga:  Meriahkan Haul Masyayikh Pesantren Al-Ibrahimy Bangkalan

Di era digital saat ini, lanjut dia, penting sekali literasi digital. Khususnya bagi para ustadz dan ustadzah serta komunitas guna melaksanakan dakwah.

“Di era digital, dakwah juga dapat dilakukan secara online, seperti melalui media sosial, website, atau aplikasi. Dengan literasi digital, para ustadz dan ustadzah dapat membuat konten dakwah yang menarik dan efektif untuk menjangkau lebih banyak orang,” tuturnya, Kamis (30/3/2023).

Selain itu, mereka juga dapat menggunakan berbagai alat digital untuk mempermudah pelaksanaan dakwah, seperti video conference untuk diskusi atau webinar untuk ceramah.

Pada kesempatan ini, Guru Besar UIN Mataram Prof Suprapto yang menjadi narasumber menyampaikan materi tentang strategi pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah yang efektif dan berdampak positif bagi masyarakat.

Baca Juga:  Pendidikan Sebagai Pilar Utama, Paragon Dorong Potensi Santri di 39 Pondok Pesantren di Indonesia

“Pemanfaatan media sosial sebagai sarana dakwah dapat menjadi strategi yang efektif dan berdampak positif bagi masyarakat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah memilih platform yang tepat, menggunakan konten visual, konsisten, membangun komunitas dakwah, dan menjaga pesan yang positif,” ujarnya.

“Dengan menerapkan strategi ini, media sosial dapat menjadi sarana yang efektif dan berdampak positif dalam upaya dakwah untuk mencapai audiens yang lebih luas,” sambung Prof Suprapto.

TGH Dedy Wahyudin Sanusi yang menjadi narasumber kedua menyampaikan materi bahaya informasi hoaks dan radikalisme di media sosial. “Informasi hoaks dan radikalisme yang tersebar di medsos dapat menjadi bahaya serius bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya.

Baca Juga:  Menag Minta Pesantren Tidak Gadaikan Independensi

Hal tersebut, kata dia, dapat menimbulkan ketakutan dan kecemasan, memicu konflik dan kekerasan, memperkuat polarisasi dan perpecahan sosial. “Bahkan, dapat mengancam keamanan nasional,” tandas TGH Dedy.

Sementara Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram Dr Muhammad Saleh yang menjadi narasumber ketiga mengangkat materi tentang cara mengukur dampak dari strategi pemanfaatan media sosial dalam dakwah.

Ia menyampaikan pentingnya para penyebar dakwah untuk memperhatikan dampak dari strategi pemanfaatan media sosial dalam dakwah. Selain itu, berusaha untuk mengoptimalkan dampak positifnya sambil meminimalkan dampak negatifnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA