Majalahaula.id – Rencana pemerintah membuka keran impor beras sebanyak 2 juta ton sampai dengan akhir tahun 2023 tak terlepas dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang semakin kritis. Padahal, saat ini sejumlah sentra padi sedang masuk puncak musim panen.
Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan, sebenarnya kondisi dan situasi di lapangan saat ini gabah dan beras tersedia dan surplus karena sedang masa panen raya. Namun, karena harga gabah yang melambung tinggi sehingga Bulog kesulitan dalam menyerap gabah.
“Sebenarnya kalau untuk bulan-bulan ini, di lapangan juga sedang surplus. Jadi, situasi di lapangan pada dasarnya itu gabah tersedia di lapangan. Yang menjadi persoalan sekarang ini kan harga gabah yang masih tinggi sehingga harga yang harus dibeli pemerintah yaitu sesuai dengan HPP (harga pembelian pemerintah) itu tidak terpenuhi. Persoalannya itu di situ,” kata Sutarto kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/3/2023).
Adapun alasan kenapa harga gabah saat ini tinggi, kata dia, karena antara kebutuhan bulanan dengan hasil produksi dari panen cenderung di bawah, atau hasil panen tersebut masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat selama satu bulan.
“Di lain sisi juga tidak semua yang dipanen itu masuk ke pasar. Itu bisa kita lihat dari data yang dikeluarkan oleh BPS maupun Badan Pangan (Bapanas/ Badang Pangan Nasional). Itu kan sebagai contoh, untuk akhir tahun lalu 31 Desember 2022, itu kan surplus kita kan stok nasional kita kan 4 juta ton, tapi ternyata 4 juta ton itu sebagian besar 47% nya itu ada di produsen dan di konsumen,” terangnya.
“(Sedangkan) yang tersedia di pasar dan penggilingan pada akhir Desember 2022 lalu itu hanya 29% tapi katakanlah 30%. Nah kalau 30% dari 4 juta itu kan hanya 1,2 juta ton, kan situasinya seperti itu,” tambah Sutarto.
Sutarto mengaku telah mengonfirmasi ke beberapa penggilingan mulai dari Aceh sampai Jawa Timur. Ternyata penggilingan padi Indonesia saat ini hanya mampu mengisi gudangnya di bawah 50% dari normalnya.
Maka untuk mengisi stok CBP yang kritis, ditambah penyerapan dalam negeri yang tidak bisa maksimal, sehingga pemerintah memutuskan untuk membuka keran impor di tahun 2023 ini sebanyak 2 juta ton beras, di mana 500 ribu ton diantaranya harus dilakukan dengan segera.