Search

Tumbuhkan Budaya Menulis di Pesantren Al Marufiyyah

Majalahaula.id – Putaran kedua sarasehan jurnalistik Gerakan Santri Menulis (GSM) Ke-29 digelar di Pondok Pesantren Al Marufiyyah Beringin Wetan Tambakaji Ngaliyan Semarang, Senin (27/3/2023).

Sekitar 100 santri putra dan putri dari Pesantren Al Marufiyyah antusias mengikuti materia pelatihan yang disampaikan wartawan senior Suara Merdeka dalam Gerakan Santri Menulis itu.

Pesantren Al Marufiyyah Semarang berada di tepi Jalan Tol Semarang-Batang tersebut menjadi tempat berlangsungnya Gerakan Santri Menulis putaran kedua.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kabag Tata Pemerintahan Kota Semarang Kartika Hedi Aji yang mewakili Wali Kota Semarang, dan Kasi PD Pontren Kemenag Kota Semarang Tantowi Jauhari.

Kemudian Pemimpin Redaksi (Pemred) Suara Merdeka Triyanto Triwikromo, Wapemred Rukardi, Sekretaris Redaksi Setiawan Hendra Kelana, Panitia GSM Agus Fathudin Yusuf, dan Pengasuh PP Al Marufiyyah KH Abas Masrukhin.

Baca Juga:  Wapres, Kuatkan Pesantren untuk Kemajuan Negara

Pemred Suara Merdeka Triyanto Triwikromo, menyampaikan, selama 29 tahun Suara Merdeka menggelar Gerakan Santri Menulis, terus-menerus tanpa putus.

“GSM sebagai upaya kita untuk menumbuhkan budaya menulis di dunia pesantren. Kita memberikan syiar-syiar dan pengetahuan, terutama pengetahuan jurnalistik,” kata dia.

Lantas kenapa jurnalistik yang menjadi pilihan. Menurut Triyanto, karena jurnalistik menjadi sebuah pengetahuan yang paling dekat dengan kebenaran.

“Ayat pertama dalam jurnalistik itu membela kebenaran. Kalau mengungkap kebenaran, pasti sangat dekat dengan Islam. Itulah di antara sebabnya jurnalistik dipilih,” terang dia.

Triyanto menyampaikan, kegitan GSM tidak hanya berhenti sampai di sarasehan jurnalistik saja.Tetapi, ada pendampingan yang terus-menerus.

“Setelah acara berlangsung, ada pendampingan. Gunanya untuk menjadikan teman-teman ini sebagai penulis masa depan yang lebih baik,” katanya.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Nurul Fata Tegal, Santri Berhasi Panen Melon Jenis Onilo

Triyanto mengatakan, menulis itu sangat penting. Sebab, ungkapan perintah iqra, yang berarti bacalah, maka terdapat perintah lain yang tersembunyi.

“Kalau harus membaca, maka ada yang ditulis. Jadi perintah Allah yang tersembunyi itu adalah uktub, tulislah,” katanya.

Menurutnya, orang yang bisa menulis, sebenarnya berdekatan dengan Allah.

“Orang yang menulis adalah orang yang berdekatan dengan Allah. Yaitu, mewartakan hal yang diinginkan Allah subhanahu wata’ala,” katanya.

Sekrearis Redaksi Suara Merdeka Setiawan Hendra Kelana, menambahkan, suskesnya GSM 2023, juga karena dukungan dari berbagai pihak.

Di antaranya, dukungan tersebut datang dari Kementerian Agama melalui Gerakan Menyemai Ramah untuk Masyarakat Rukun (Merah Marun).

Baca Juga: Langkah Mudah Mencari Siaran Digital di TV Tabung Menggunakan Set Top Box, Kuncinya Ada di STB

Baca Juga:  BNPT Ajak Pesantren Lirboyo Perangi Intoleransi

Sejumlah perguruan tinggi dan lembaga pendidikan juga turut memberikan dukungan.

Di antaranya yaitu Udinus, Unissula, Unwahas, USM, Unimus, dan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Nasima Semarang.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA