Search

SMRC: Masyarakat Cukup Positif Menilai Kinerja Pemerintah Jokowi-Maruf

Majalahaula.id – Menjelang pemilu 2024, para politikus sudah mulai gencar berkampanye. Tentunya ada yang pro dan kontra terhadap pemerintahan dari Jokowi-Maruf.

Untuk itu salah satu lembaga riset, mengeluarkan penilaian dari indeks perekonomian yang sudah dicapai pemerintah dalam periode ini.

Seperti, Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani mengungkap hasil jajak pendapat terkait penilaian kinerja Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hasilnya, kinerja pemerintahan Jokowi di mata masyarakat masih cukup positif.

Hal tersebut terlihat dari penilaian masyarakat terhadap indeks ekonomi-politik. Dari skala 1-100, indeks ekonomi-politik pemerintahan Jokowi mendapat penilaian 62,11.

Deni memerinci bahwa perolehan angka itu dipengaruhi oleh tiga indeks faktor. Pertama ialah evaluasi atas kondisi ekonomi yang meliputi evaluasi atas kondisi rumah tangga sekarang dibanding tahun lalu, kondisi ekonomi rumah tangga setahun ke depan, kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu, dan kondisi ekonomi nasional setahun ke depan

Baca Juga:  Pemerintah Bentuk Tim Independen Usut Bentrok di Pulau Rempang

“Indeks kondisi ekonomi ini ada di angka 62,64,” kata Deni dalam keterangannya, Senin (27/3/2023).

Kemudian indeks kedua ialah evaluasi atas kondisi politik, keamanan, dan hukum yang mendapatkan skor 57,37.

Indeks terakhir ialah kinerja pemerintah yang meliputi evaluasi publik atas kinerja presiden secara umum, kinerja pemerintah menangani Covid-19, dan kinerja pemerintah menangani pemulihan ekonomi akibat Covid-19.

“Indeks kinerja pemerintah ini ada di angka 66,32,” ujarnya.

Menurut dia, ketiga indeks tersebut menunjukkan korelasi yang positif terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf secara umum.

Survei ini dilakukan pada 2 hingga 11 Maret 2023 kepada 1.220 responden yang memiliki hak pilih pada pemilu. Pengambilan data dilakukan menggunakan multistage random sampling dengan wawancara tatap muka. Adapun batas kesalahan atau margin of error survei ini sebesar kurang lebih 3,1 persen.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA