Majalahaula.id – Pengurus Cabang (PC) LP Ma’arif NU Babat berhasil meraih juara pertama gelaran PWNU Jatim Award 2023. Puncak penganugerahan ajang bergengsi ini diadakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, bersamaan dengan acara Penutupan Peringatan 1 Abad NU oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur.
Ketua PC LP Ma’arif NU Babat H. Sufaat S.Pd., SE., M.Pd. menyampaikan, kemenangannya itu tidak lain adalah bentuk responsif, inisiatif, kolaboratif, dan inovatif (rige) dari pengurus yang menerapkan empat karakter tersebut.
“Semua pengurus kami paksa untuk mempunyai 4 karakter itu. Kalau sudah bisa menerapkan maka terbiasa dan jadi budaya,” ujar Ketua Tim Pendiri SMKN Maritim Jatim yang ada di Lamongan itu.
Sufaat sapaan akrabnya menjelaskan, pengurus harus merespon kebutuhan, misalnya munculnya kurikulum merdeka. Di saat itulah bergerak mengadakan rapat koordinasi, konsultasi, singkronisasi kepada seluruh kepala sekolah mulai tingkat dasar hingga tingkat SMA.
Dari rapat koordinasi tersebut dilakukan implementasi kurikulum merdeka yang diikuti kepala sekolah dan wakilnya, ditambah guru kelas 1-4 untuk tingkat dasar. Sedangkan, untuk SMP, SMA, dan SMK sasarannya ada pada kepala sekolah dan 2 guru. Sehingga, ada sekitar 800 guru yang mengikuti pelatihan, belum lagi dari berbagai yayasan yang diundang sehingga totalnya ada ribuan guru mengikuti pelatihan implementasi kurikulum merdeka.
“Saya yakin ini tidak diberikan oleh teman-teman dari Lembaga Ma’arif yang lain,” ujar Sufaat yang emngaku menjadi kepala sekolah sejak tahun 1988 sampai sekarang.
Sufaat mengungkapkan, PC LP Maarif NU Babat mendapat program literasi dari PW Maarif NU Jawa Timur. Inilah yang kemudian dimanfaatkan betul oleh teman-teman Ma’arif NU Babat untuk menertibkan administrasi. Selain itu, kontribusi terhadap NU terlihat dari pemberian subsidi dalam berbagai kegiatan khususnya di lembaga Ma’arif.
“Semua pengurus kami kasih semangat untuk menjalani kegiatan. Kami memiliki laporan pertanggungjawaban secara tertulis dan terjilid, kemudian dibukukan untuk disampaikan ke seluruh pengurus Ma’arif dan Ketua Sekretaris MWC NU se-Kbaupaten Babat. Kami pun memiliki saham di Rumah Sakit Nahdaltul Ulama (RSNU) Babat 1 miliar,” terang Sufaat, yang menjadi Kepala Sekolah SMP Wahid Hasyim tahun 2002- 2010.
Sufaat, mendorong kadernya optimal dalam bekerja untuk mewujudkan cita-cita lembaga. Bahkan, pihaknya melarang pengurus menerima amplop atau uang transportasi saat diundang disuatu lembaga.
“Menjadi kekuatan moral bila pengurus tidak menerima amplop saat diundang di suatu acara lembaga,” ujar pendiri SMK Wahid Hasyim.