Majalahaula.id – Pemerintah Indonesia sudah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP), Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tengah target serap 12 ribu ton beras.
Pemimpin Wilayah Bulog Kanwil Sulteng, David Susanto mengatakan, target serapan 12 ribu ton itu diharapkan bisa tercapai di panen raya Tahun 2023.
Panen raya di Sulawesi Tengah diperkirakan terjadi pada Maret-April 2023.
“Kita yakni (target, red) 12 ribu itu akan terpenuhi di panen pertama ini,” kata David, Rabu (22/3/2023) siang.
Untuk pembeliannya, kata David, Bulog Sulteng mengacu pada HPP baru.
Di mana, pada 15 Maret 2023 Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengeluarkan surat bernomor 045/R-NFA/III/2023 tentang harga pembelian pemerintah (HPP) pada pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar Rp 9.950 per kg.
Harga itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, Rp9.000 per kg.
Olehnya, Bulog Sulawesi Tengah menyatakan siap mengikuti regulasi tersebut, dan membuka diri jika petani lokal Sulteng mau menjual stok produksinya ke Bulog dengan ketentuan harga itu.
Namun demikian, David mengungkapkan, harga beras tingkat penggilingan sejatinya masih jauh lebih tinggi dibanding ketentuan baru itu, yakni berada di kisaran Rp11.000 per kg sampai Rp11.200 per kg.
“Itupun kalau di Sulteng, harga di tingkat penggilingan yang sekarang diantara masih selisih banyak. Namun pada prinsipnya, Bulog itu tidak bisa menekan petani atau penggilingan menjual ke Bulog, manakala harga lebih bagus ke pedagang, mereka bebas untuk menjualnya, untuk kesejahteraan mereka,” kata David Susanto.
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras medium SPHP. Bulog sudah kedatangan stok impor yang didistribusi secara berkala. “Ada sekitar 700-800 ton, datang bertahap,” katanya.
Bulog Sulteng mengaku tetap siaga untuk menyerap stok pengadaan CBP ketika harga sudah kompetitif turun ke ketentuan baru HPP.
“Petani silahkan saja menjual ke Bulog, karena di Bulog, berapapun jumlah stok petani, akan kita beli,” tuturnya.
Disamping itu, lanjut David, Bulog saat ini tetap melakukan penyerapan dengan skema harga komersial, mengikuti ‘arah angin’ harga tingkat petani. Total, sudah ada sekitar 500-an ton yang berhasil diserap Bulog sepanjang 2023.
“Pengadaan beras komersial tetap memegang teguh prinsip stabilisasi, petani bisa sejahtera, sedangkan ditingkat konsumen tetap terjangkau,” paparnya.
Sebelumnya, pengumuman kenaikan HPP disampaikan Kepala Bapanas/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, di Istana Negara, Jakarta, usai mengikuti Rapat bersama Presiden, Rabu (15/3/2023).
Ia mengatakan, salah satu pembahasan dalam rapat yang dipimpin Presiden tersebut tentang penetapan HPP dan HET.
“Salah satu yang diminta oleh Bapak Presiden untuk diselesaikan segera dan saat ini sudah selesai adalah mengenai HPP atau Harga Pembelian Pemerintah, kemudian yang satu lagi adalah HET atau Harga Eceran Tertinggi,” ujarnya.
“Presiden meminta untuk segera diumumkan, sedangkan mengenai perundangannya masih dalam proses sehingga ini bisa dapat diberlakukan segera,” ujarnya.
Sebelum diputuskan, usulan HPP dan HET terbaru ini telah melewati proses diskusi dan memperhatikan masukan seluruh stakeholder perberasan nasional dengan mempertimbangkan biaya pokok produksi, margin petani, kualitas gabah dan beras, serta dampak kenaikan inflasi.