Majalahaula.id – Perhatian lebih diberikan Ketua Dewan Pengarah BPIP sekaligus Ketua Umum (Ketum) PDIP ini terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. Megawati menilai Jokowi tengah bekerja keras mengurusi negara hingga badannya bertambah kurus.
Hal ini disampaikan Megawati dalam acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Ahad (19/03/2023). Tidak hanya dirinya, sejumlah tokoh juga hadir pada kegiatan yang menghadirkan ribuan kepala desa di Tanah Air tersebut. Termasuk Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan hingga Mendagri Tito Karnavian turut hadir dan menyemarakkan acara.
“Kalian itu boleh meminta karena ini negara bangsa ini milik kalian tetapi juga harus mikir seberapa jauh sih negara kita ini yang namanya dari sisi keuangannya,” kata Megawati dalam acara itu.
Megawati menyinggung antusiasme rakyat yang kerap menyerukan nama Jokowi. Megawati mengaku hanya bisa tertawa ketika melihat hal itu. Namun, Megawati meminta rakyat mengasihani Jokowi sebagai pemimpin negara saat ini. Menurut dia, Jokowi tengah fokus mengurusi negara hingga postur badannya tampak tambah kurus.
“Presiden kita itu, tadi kan itu, ‘Pak Jokowi!’ kan itu. Banyak kan, saya lihat. ‘Oh Pak Jokowi itu surveinya tinggi’. Saya cuma ketawa aja kalau udah ngelihat itu. Boleh, idola itu namanya,” kata Megawati.
“Permasalahannya juga, kasihanin dong, badannya kan makin kering ya. Makin kurus, lho. Karena ininya pusing lho. Urusin negoro. Negoro ini susah lho diurus,” kata Megawati.
Megawati menambahkan, kalimatnya itu tak bermaksud bernada provokasi. Dia menegaskan, para kepala desa yang hadir di lokasi acara itu mesti guyub di desanya masing-masing. “Jangan satu, ya, terprovokasi. Ini Ibu bilang banget. Provokasi sama provokator itu beda. Kebayang nggak, jadi guyub di desa masing-masing,” katanya.
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, hingga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menghadiri HUT ke-9 UU Desa. Megawati yang juga sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIB memberikan pengarahan di depan ribuan kepala desa. Dan hingga kini, wacana soal kepala desa maupun calon presiden terus bergulir. (Ful)