Majalahaula.id – Alumni senior Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) ini memberi 3 pesan penting kepada kader IPPNU pada momentum peringatan hari lahir ke-68. Ketiga pesan yang merupakan tantangan itu menyangkut soal pribadi kader, Generasi Z dan digitalisasi.
“Pertama, kalian harus mengerti diri sendiri. Mengerti kalian sebagai pengurus IPPNU, mengerti masalahmu sendiri dan bagaimana cara menyelesaikan,” katanya dalam Tasyakuran Harlah IPPNU ke-68 di Gedung PBNU lantai 8, Jakarta Pusat, Kamis (02/03/2023).
“Kedua, kalian sekarang harus tahu, bahwa abad ini, terutama di Indonesia ini, jumlah generasi seangkatan kalian – saya bilangnya adalah Generasi Z, bukan lagi Generasi Milenial – itu lebih dari 60 persen di Indonesia ini,” papar perempuan yang kerap disapa Bu Rosa ini.
Generasi Z, menurut Safira, merupakan pangsa yang sangat signifikan bagi IPPNU untuk berpartisipasi memberikan kontribusi. “Bagaimana mengawal mereka supaya menjadi generasi yang baik, yang nanti akan mengisi Indonesia emas pada tahun 2045. Ini penting sekali,” ucapnya.
Kemudian yang ketiga, abad ini merupakan abad yang penuh dengan perubahan yang sangat fenomenal, utamanya pascapandemi, yaitu digitalisasi. Awalnya, ketika membincang digitalisasi tahun 2016-2019, masih ada yang masih ragu akan dunia digital. Tetapi karena pandemi, bangsa Indonesia itu mengalami lompatan yang luar biasa dalam mencermati dan mengapresiasi teknologi yang sangat advance, yang sangat tinggi, yaitu digitalisasi.
“Dengan adanya pandemi, kita bisa melakukan komunikasi secara zoom. Pada awalnya, kalau kita mengadakan kegiatan, harus offline, harus didatangi oleh ketua-ketua, dan seremoni-seremoni yang sebetulnya. Menurut saya, dalam ukuran sekarang ini tidak perlu,” bebernya.
Menurutnya, ada yang harus dilakukan dengan digitalisasi. “Satu, kalian berarti sudah mudah menerima informasi yang sangat profan, yang sangat cepat, dari mana pun datangnya. Yang kedua, kalian mendapatkan ilmu tidak melalui hubungan guru dengan murid, tapi bisa langsung dari Mbah Google. Apalagi yang paling baru ini, Artificial Intelligence, Chat GPT. Ini tantangan buat para guru, kalau kalian guru, dan tantangan juga buat para dosen, kalau kalian dosen,” terang lulusan S2 Universitas Canberra Australia ini, menasihati. (Ful)