Majalahaula.id – Sebanyak 150 Pengurus Cabang Aswaja Center NU Jawa Timur mengikuti seminar bersama ulama Al-Azhar Kairo Mesir Dr. Hisyam Kamil dan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar di gedung PWNU Jatim pada Rabu, 2/3/2023.
Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin menyampaikan Indonesia sering didatangi ulama Timur Tengah, baik dari Suriah, Yaman, maupun Mesir. Kali ini, NU kedatangan syekh muda yang memiliki gelar doktor, serta pengarang kitab yang produkif.
“Beliau (Dr Hisyam Kamil) kami arahkan ke PWNU Jatim untuk berbagi ilmu,” ujar Kiai Ma’ruf sapaan akrabnya.
Kiai Ma’ruf menambahkan, ilmu yang diajarkan di Al-Azhar sama persis dengan NU. Mulai dari amaliyahnya menganut Imam Syafi’I dan akhidahnya menganut Imam Asy’ari.
“NU dan ulama di Al Azhar sama, akidahnya sama, fiqihnya juga sama, namun tentu kualitasnya berbeda. Makanya kami mengambil ilmu dari beliau untuk menguatkan ilmu teman-teman yang ada di cabang,” terang Alumni pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri itu.
Kiai Ma’ruf menilai, seringkali ada tuduhan bid’ah seperti halnya ketika seseorang ziarah kubur membawa bunga dan larangan membaca yasin, tahlil. Namun kata ulama Al-Azhar justru nahdliyin perlu dikuatkan paham keaswajaannya.
“Jadi, seminar Aswaja ini meneguhkan paham ke NUan melalui ulama kaliber dunia,” imbuhnya.
Selain itu, dijelaskan bahwa namanya Ahlussunah Waljamaah ada 4 mazhab, yaitu Madzab Syafii, Madzab Maliki, Madzab Hambali, dan Madzab Hanafi. Semuanya sama, meski ada perbedaan di setiap mazhab tetap saja 4 mahzab tersebut tidak saling mengkafirkan.
“Kata Syekh Hisyam beruntung jadi sunnah yang mayoritas, andaikan yang mayoritas muktazilah maka akan habis karena saling menyalahkan antar muktazilah. Demikian aliran lainnya terjadi pertengkaran di kelompok mereka, maka yang ahli sunnah tidak mengkafirkan sesama muslim dan kemudian kita toleran terhadap muslim,” pungkasnya.*Lina