Majalahaula.id – Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Cambridge Centre for Evaluation and Monitoring (CCEM) mengembangkan model asesmen diagnostik madrasah untuk meningkatkan kualitas penilaian.
Kerja sama yang berlangsung dari 2010 – 2024 ini bertujuan mereformasi mutu pendidikan madrasah. Disampaikan oleh Ahli evaluasi Irenka Suto dan Suzan Crocker dari CCEM menuturkan, evaluasi pembelajaran penting untuk mengukur kompetensi siswa dan refleksi bagi guru terkait kecakapan memahami karakter siswa yang beragam.
“Guru harus memulai dengan memetakan keragaman kemampuan belajar siswa. Selain itu, melakukan kerja sama dengan orangtua untuk melejitkan kompetensi siswa,” paparnya, dikutip dari laman Kemenag, Senin (27/2/2023).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) M Ali Ramdhani menuturkan, kerja sama tersebut menghasilkan rumusan atau model asesmen diagnostik yang tepat untuk lingkungan madrasah.
“Kita harus terus membenahi pendidikan terutama pada sisi pembelajaran dan evaluasi. Madrasah yang kini menunjukkan banyak prestasi harus memulai membangun sistem evaluasi yang baik,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ahmad Umar mengatakan, REP-MEQR bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah di lingkungan Kemenag.
Umar menjelaskan, program REP-MEQR terdiri dari empat komponen. Pertama, penerapan Sistem e-RKAM atau Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik secara nasional dan pemberian dana bantuan untuk madrasah.
Yang kedua yakni penerapan Sistem Penilaian Hasil Belajar seluruh peserta didik kelas 4 MI secara nasional. Ketiga, yakni kebijakan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan untuk guru, kepala madrasah, dan tenaga kependidikan madrasah. Terakhir yakni penguatan sistem untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan.
“Proyek ini dilaksanakan dalam waktu lima tahun, dimulai pada awal tahun 2020 dan berakhir pada tahun 2024 dengan menyasar 15.422 madrasah se-Indonesia,” pungkasnya.