Majalahaula.id – Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) NU disebutkan bahwa “Keuangan Nahdlatul Ulama digali dari sumber-sumber dana di lingkungan Nahdlatul Ulama, umat Islam, maupun sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat” (Pasal 29 ayat 1). Dan juga disebutkan bahwa “Sumber dana Nahdlatul Ulama diperoleh dari uang pangkal, uang i’anah syahriyah, sumbangan, dan usaha-usaha lain yang halal” (Pasal 29 ayat 2).
Kemandirian jam’iyah yang berkaitan dengan pendanaan dan sumber dana guna memperkuat literasi keuangan jam’iyah menjadi titik tekan yang penting, maka PCNU Situbondo menjalin kerjasama dengan Hj. Umi Maslahah dalam usaha bersama (konveksi) dengan mendirikan Situbondo Konveksi Nahdliyin (SKN) bertempat di sebelah Timur Taman PKK Kabupaten Situbondo dan bersebelahan dengan NU Resto yang dilaunching kemarin (25/2/2023).
Ketua PCNU Situbondo, Dr. KH. A. Muhyiddin Khotib, M.H.I. mengharapkan bahwa SKN yang dimanajemen oleh Hj. Umi dapat mengembangkan berbagai platform digital dalam banyak kegiatan pemasaran yang dilakukan. Namun, tetap perlu adanya penguatan terutama dalam rangka mengharmonisasikan platform digital dan kontennya sesuai dengan tuntutan pangsa pasar, khususnya kalangan milenial.
“Semakin kita menyadari akan makna kemandirian jam’iyah dalam menjalankan roda organisasi dan program-programnya, semakin kita menyadari akan pentingnya literasi keuangan Jam’iyah,” imbuhnya.
Andri Wibisono, S.H., M.Si., Ketua Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) Situbondo, sangat mengapresiasi dengan dibukanya SKN yang merupakan Unit Usaha dari Koperasi 234 Afiliasi PCNU Situbondo yang dikelola oleh Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Situbondo dapat meningkatkan kemandirian ekonomi NU Situbondo, menjadi sumber pendapatan dalam menjalankan harakah (gerakan) dengan program dan kegiatan prioritas dengan indikator SMART (Spesific, Measurement, Achievement, Relevan and Time Bond), PCNU Situbondo turut mengembangkan Koperasi dan UMK-M serta wujud dari realisasi pengembangan ekonomi Nahdliyin dalam di Abad Kedua Nahdlatul Ulama saat ini.(hj)