Search

Kisah Santri Inggris di Pesantren Assalam

Majalahaula.id – Crystalino David Ozora adalah seorang santri. Ia nyantri di Pesantren Inggris Assalam Bogor, Jawa Barat, pada 2019 hingga beberapa tahun berikutnya.

Pengasuh Pesantren Assalam Bogor Ustadz Hafas Alawy menceritakan kisah kehidupan David selama nyantri. Dimulai dari perjalanan belajar Islam sejak memutuskan mualaf hingga budidaya ikan cupang senilai jutaan rupiah.

“Saya, mewakili Pesantren Inggris Assalam Bogor membenarkan bahwa David santri kami. David masuk pesantren sekitar tahun 2019, tidak sampai 3 tahun dia sudah memutuskan untuk boyong (keluar),” kata Hafas di akun facebook, Jumat (24/2/2023).

Ustadz Hafas cukup mengenal baik sosok David. Awal masuk pesantren, David seperti pada umumnya anak yang lain, malu-malu dan butuh waktu untuk adaptasi.

Saat itu, David diantar oleh sang ayah, Jonathan Latumahina. Keputusan untuk belajar Islam di Pesantren Assalam itu didukung penuh oleh H Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor.

Baca Juga:  RMI PBNU Sosialisasikan Literasi Digital ke 1000 Pengajar di Pesantren NTB

Tak butuh waktu lama, David bisa berbaur dengan teman-temannya dan menikmati kehidupan di pesantren, meski ia baru saja menyandang status baru sebagai Muslim.

Hafas mengatakan, pendidikan pesantren yang mewajibkan santrinya berbahasa Inggris pun bisa diikuti dengan baik oleh David.

“Awalnya minat David jatuh di bidang musik, khususnya di drum. Alhamdulillah David mewariskan stik drum yang ia bawa untuk adik-adik kelasnya di pesantren,” jelas Hafas.

Di Pesantren Assalam, ada rutinitas tiap malam Ahad yang menjadi ajang bagi para santri untuk menampilkan berbagai kreativitasnya.

Pada malam Ahad itu, para santri bebas menampilkan berbagai pertunjukan. Ada yang bermain band, drama, dan membaca puisi. David juga ikut menampilkan yang terbaik untuk mengasah kreativitasnya.

Hafas kemudian bercerita setelah David memutuskan untuk keluar atau boyong dari pesantren. Meski sudah tak belajar di Assalam, tetapi David kerap melakukan konsultasi dan ingin kembali belajar, khususnya di bidang desain.

Baca Juga:  Pondok Pesantren Semakin Berkembang dan Diminati

Lalu David kembali menetap beberapa bulan di pesantren pada sekitar tahun 2021 untuk mengikuti kelas desain itu. Menurut Hafas, kehadiran David sangat disambut gembira oleh teman-temannya, para santri Pesantren Inggris Assalam.

Saat kembali ke pesantren itu, David membawa ikan cupang yang merupakan hasil breeding atau ternak yang ia lakukan. Tak tanggung-tanggung, cupang yang dibawanya itu bernilai jutaan rupiah.

“Kisaran harga Rp300 ribu sampai Rp3 juta. (Cupang dibawa) hanya untuk berbagi pengalaman kepada teman-temannya di pesantren soal bidudaya cupang yang waktu itu sempat ramai,” jelas Hafas.

Dalam pandangan Hafas, jiwa sosial David sangat tinggi dan pesantren pun mewajibkan itu. Didikan di Pesantren Inggris Assalam mewajibkan anak-anak yang sudah tingkat atas untuk mengajarkan adik-adik kelasnya, walaupun itu sedikit.

“Seperti yang sudah tersebar foto David mengajar mengaji, walaupun David juga masih belajar ngaji, tapi pesantren juga menugaskan David untuk mengajar adiknya yang masih membaca Iqro,” jelas Hafas.

Baca Juga:  Lewat Perda Pengembangan Pesantren, Ada Kesetaraan Pendidikan

Hal itu bertujuan agar David tak mudah melupakan berbagai pelajaran yang sudah ditempuh selama di pesantren. Sebab ilmu yang dipunyai itu langsung diamalkan.

“Begitulah David yang kami kenal. Hubungan dengan keluarga besar pesantren pun masih terjalin baik,” katanya.

Hafas mengabarkan bahwa David mendapatkan respons berupa dukungan dari teman seangkatannya di pesantren. Para santri di Pesantren Inggris Assalam turut mendoakan kesembuhan David.

Pihak pesantren juga turut sedih dan geram dengan kekejaman pelaku yang tega melakukan perbuatan kasarnya. Ia berharap pelaku penganiayaan terhadap David, Mario Dandy Satriyo dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di meja pengadilan.

“Atas nama abdi dan seluruh keluarga besar Pesantren Inggris Assalam selalu mendoakan kebaikan David dalam kesembuhannya, agar bisa tertawa dan bergembira kembali bersama-sama,” pungkasnya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA