Majalahaula.id, Salatiga – Semarak memperingati 1 Abad NU digelorakan juga dari Salatiga, Jawa Tengah. Ribuan warga Nahdlatul Ulama (NU) mengikuti jalan sehat memperingati 1 abad NU di Kota Salatiga hari ini. Menariknya, sebagian peserta jalan sehat ini mengenakan sarung, baik pria maupun wanita.
Peserta jalan sehat ini mulai dari anak kecil, para pemuda, hingga orang tua. Sementara kaum lelakinya bersarung dan memakai kupluk khas santri, peserta jalan sehat perempuan mengenakan jilbab dan sarung batik. Ada pula yang memakai rok panjang.
Rute jalan sehat itu mulai dari Balai Kota Salatiga, Jalan Sukowati, Pemotongan, Alun-alun Pancasila, lalu kembali lagi ke Balai Kota. Di sepanjang perjalanan, tak sedikit peserta yang membawa bendera NU dan mengibarkannya.
Ada bermacam hadiah atau doorprize yang disediakan panitia, mulai dari sepeda gunung, kulkas, sejumlah uang tunai, dan lain-lain.
Ketua PCNU Kota Salatiga KH Zaenuri mengatakan jalan sehat bersarung ini bertujuan untuk melestarikan tradisi dan identitas warga NU. Sebab, sarung merupakan pakaian khas warga NU sejak organisasi ini didirikan pertama kali oleh KH Hasyim Asyari.
Iya, untuk melestarikan berbusana ala NU. Sejak berdiri, perjuangan NU itu merawat, memberdayakan masyarakat di pinggiran yang bersarung karena celana panjang pada zaman Belanda masih mahal. Sehingga Mbah Hasyim Asyari merawat, mendidik masyarakat tingkat bawah pedesaan dengan pola pendidikan pesantren yang ciri khasnya sarungan,” kata Zaenuri saat ditemui di balai kota sabtu(4/2/2023)
Zaenuri mengatakan sarung merupakan pakaian yang murah, mudah dipakai, dan praktis. Maka itu dia berharap agar sarung terus dilestarikan. “Sarung itu murah, dicuci cepat bersih, tidak kena kutu, dan serbaguna. Itu kenapa NU mencetuskan pendidikan ala pesantren karena bisa massal dan murah,” ujarnya.
Tak hanya warga Nahdliyin, jalan sehat ini juga diikuti oleh masyarakat umum. Dalam acara ini panitia menyediakan 9.000 kupon. “Kita sediakan kupon ada 9 ribu dan habis. Mungkin peserta ada 10 ribu ya. Tidak harus warga NU, masyarakat umum juga boleh,” jelas Zaenuri.
Zaenuri berharap Nahdlatul Ulama akan terus menebar ajaran Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang moderat dan toleran di Indonesia dan dunia. “Jadi kita fokus pada melestarikan lingkungan di seluruh wilayah dan membangun peradaban dengan Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang toleran dan akomodatif. Budaya lokal kita hargai dan kita ikut mengembangkannya,” tandasnya.(MG6)