Search

Menambah Amal Lewat Ajang PWNU Jatim Award

Majalahaula.id – Masa pemulihan pasca Covid-19, memberi dampak terhadap pelaksanaan organisasi. termasuk dengan kinerja para pengurusnya. Untuk itu Ketua Panitia NU Jatim Award 2022, KH Muhammad Koderi mengatakan, PWNU Jatim Award merupakan ajang yang tidak hanya mencari siapa yang terbaik, melainkan sebagai sarana untuk melipat gandakan amal ibadah.

Penegasan itu disampaikan saat acara pembukaan Presentasi Final Nominator NU Jatim Award 2022 yang dipusatkan di Gedung Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Sabtu (21/01/2023) lalu.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim itu menuturkan, menjadi nominator atau bahkan dinobatkan sebagai yang terbaik adalah kesempatan besar bagi pengurus untuk dicontoh pengurus-pengurus lain.

Baca Juga:  Ansor di Banten Beri Modal Pelaku Usaha Kecil

“Jika anda ngurusi Ranting NU misalkan, menjadi terbaik, kemudian model itu dicontoh, maka pahalanya akan disebarluaskan di seluruh pelosok Indonesia. Karena ketika dicontoh, pahalanya bertumpuk tumpuk, pahalanya tidak disengaja datang dari mana-mana,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Kiai Koderi, pada saat ini kemajuan teknologi sangat mendukung untuk itu, jadi bukan hal yang tidak mungkin. Kuncinya adalah fokus mengurus tanggung jawab organisasi secara baik di level masing masing.

Namun demikian, Kiai Koderi khawatir apabila yang terjadi malah sebaliknya. Yakni, semisal tidak bertanggung jawab atau bahkan kurang baik dalam mengurus organisasi. Hal yang demikian menurutnya justru akan mendapat dosa.

“Karena dilihat orang banyak dan ditiru maka dosanya akan mengalir dan ini bahaya. Maka kita coba lakukan model memilih mana PCNU, MWCNU, IPNU atau lainnya yang terbaik, kemudian kita sebar secara luas sehingga menjadi amal perbuatan kita, kita tidak tahu mungkin ada orang lain mencontoh sehingga pahalanya mengalir kepada kita,” imbuhnya.

Baca Juga:  Ketua Ansor Jateng Ajak Elite Politik Jaga Persatuan Bangsa

Dirinya menekankan, khidmah di NU adalah upaya agar dijadikan santrinya para muassis, terutama Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari. Menurutnya, menjadi pengurus NU harus bangga karena mempunyai kesempatan untuk itu.

“Apa yang kita lakukan adalah untuk menjaga kesinambungan apa yang dibawa Nabi dalam risalahnya. Kita yakini NU sebagai thoriqoh satu-satunya untuk itu,” pungkasnya. Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA