Majalahaula.id – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kabar duka menyelimuti Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur seiring dengan wafatnya DR. H. Echwan Siswadi pada Kamis (19/01/2023) pagi.
Wakil Bendahara PWNU Jatim ini meninggal dunia saat masih dalam perawatan medis di salah satu rumah sakit di Surabaya karena keluhan kesehatan yang telah lama diderita. Sontak, kepergian pria yang sehari-hari juga sebagai Direktur PT AULA Media Nahdlatul Ulama tersebut menyisakan kesedihan yang mendalam.
Dalam sambutan atas nama keluarga, KH Agus Ali Masyhuri menyebutkan bahwa Abah Echwan (sapaan kepada almarhum) adalah sosok yang demikian totalitas dalam berkhidmat kepada jamaah dan jamiyah. “Almarhum adalah orang yang istikamah berjuang dengan mencurahkan seluruh waktunya kepada NU,” katanya di rumah duka, kawasan Karang Wismo, Surabaya.
Dijelaskan Gus Ali, bahwa ciri orang mukmin terpilih adalah mereka yang diberikan usia panjang dan bermanfaat untuk perjuangan. Demikian pula meski diberikan umur singkat di dunia, akan tetapi kehadirannya demikian dirasakan oleh kalangan lain. “Umur yang digunakan untuk Allah itu adalah umur yang sesungguhnya,” kata Gus Ali di hadapan pentakziah yang memadati rumah duka.
Dalam pandangannya, selama ini hal tersebut telah dibuktikan dengan baik oleh almarhum Abah Echwan. “Banyak orang berumur panjang, namun manfaatnya kurang. Dan banyak orang berumur singkat, namun padat manfaat,” jelasnya. Dan hal tersebut tentu saja sangat pas disematkan kepada pria kelahiran Surabaya, 23 Septermber 1967 ini. Karena kendati diberikan umur pendek, akan tetapi kehadirannya selama ini sarat dengan manfaat.
Almarhum memang dikenal sebagai seorang pengusaha yang sukses. Kelebihan itulah yang dimanfaatkan untuk perjuangan khususnya di NU.
Kesaksian serupa juga disampaikan KH Abdussalam Sochib, Wakil Ketua PWNU Jatim yang juga hadir di kediaman almarhum.
Selama ini memang Abah Echwan dikenal memiliki perhatian kepada unit usaha yang berada di bawah NU. Mengawal dengan serius keberadaan PT AULA Media Nahdlatul Ulama, termasuk tengah menyelesaikan gedung Menara 17 milik PWNU Jatim. Selain itu juga merancang pengembangan ekonomi umat dengan mendirikan Harum Mart dan air minum dalam kemasan Aula.
Rasa kehilangan ditunjukkan dengan hadirnya KH Romadhon Chotib, KH Mujib Sadzili, KH Soleh Hayat, Hasan Ubaidillah, KH Ahsanul Haq, KH Syaroni, KH Muchid Murtadlo, Gus Robbith, M Koderi, serta jajaran pengurus PWNU Jatim.
Selamat jalan pejuang ekonomi NU. Semoga mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT.(Ful)