Search

Gus Dur yang Humoris, Nakal dan Usil

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun

Majalahaula.id – Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah dua sahabat. Cak Nun berasal dari Desa Mentoro Kecamatan Sumobito, sedangkan Gus Dur berasal dari Dusun Tebuireng Desa Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Berawal dari Jombang, keduanya menjadi tokoh nasional.

Pada saat Cak Nun bersama Kiai Kanjeng menghadiri Haul ke-13 Gus Dur yang digelar oleh Polres Jombang. Cak Nun menceritakan sosok Gus Dur yang identik humoris, nakal serta usil. Tiga hal itulah yang diingat oleh Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun terkait almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Cerita pertama yang disampaikan Cak Nun adalah ketika Gus Dur kuliah di Mesir. Cucu pendiri NU KH Hasyim Asyari itu tinggal di kontrakan bersama Gus Mus (KH Mustofa Bisri. Suatu hari ada mahasiswa baru, sekarang menjadi kiai besar dari Gontor, KH Syukri Zarkasyi. Mahasiswa itu, kata Cak Nun, harus sowan kepada seniornya. Nah, salah satu senior itu adalah Gus Dur.

Baca Juga:  JCH Indonesia Ziarah Mbah Maimoen Zubair

Gus Dur menyambut tamunya dengan ramah. Mengajaknya ngobrol. Menanyakan kabar di tanah air. Termasuk kabar pesantren Gontor Ponorogo. Gus Dur kemudian memanggil sekaligus meminta Gus Mus memasak air untuk sajian para tamu. Sedangkan Gus Dur mengambil gelas dan selembar kain sebagai lap.

Namun, kain itu bukan sembarang kain. Sebab, kain yang dipakai Gus Dur untuk mengelap gelas adalah celana dalam. Itu dilakukan di depan tamunya sembari ngobrol ngalor ngidul. Tentu saja, mahasiswa yang merupakan anak kiai pesantren Gontor ini terkaget-kaget. Belum sempat menanyakan keanehan itu, Gus Mus dari dapur memanggil Gus Dur memberitahu bahwa air sudah siap diseduh.

Lalu Gus Dur ke dapur meracik kopi untuk tamunya, Kiai Syukri. Gus Dur menuangkan air ke dalam gelas yang sudah dilapnya memakai celana dalam. Untuk mengaduk kopi, Gus Dur tidak memakai sendok. Tapi menggunakan sikat gigi. Sembari berjalan ke ruang tamu, Gus Dur terus mengaduk kopi menggunakan sikat gigi. Bahkan saat berada di depan tamunya, aksi tersebut tetap dilakukan.

Baca Juga:  Ipi Maryati Kuding Hindari untuk Memberikan Bingkisan

Gus Dur pun menyilakan tamunya untuk menyesap kopi dalam gelar yang masih ada sikar gigi tersebut. Namun belakangan diketahui bahwa celana dalam dan sikat gigi itu semuanya masih baru. Belum pernah dipakai. Tentu saja cerita keusilan Gus Dur itu membuat ribuan orang yang hadir di acara ‘Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng’ malam itu tertawa berderai-derai.

Begitu juga kerabat Gus Dur yang notabene pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz. Pria yang akrab disapa Gus Kikin ini tertawa di atas panggung sembari menyimak cerita yang disampaikan Emha Ainun Nadjib.

“Kalau bahasa Jombangan, Gus Dur itu orangnya Mblunat (nakal). Seringnya mgerjai orang,” ujar Cak Nun.

Baca Juga:  Haedar Nashir Harapan kepada Capres-Cawapres

Di kesempatan yang sama, Gus Kikin mengungkapkan hal serupa. Bahwa Gus Dur adalah sosok humoris. Gus Kikin masih ingat ketika keluarga besarnya berkumpul di pesantren Tebuireng saat lebaran. Gus Kikin masih kecil, Gus Dur sudah remaja. Selisih keduanya sekitar 18 tahun.

“Kalau lebaran kami berkumpul di Tebuireng. Saat yang sepuh-sepuh bertemu di ruang tengah. Kami yang muda-muda berada di ruang samping. Kami selalu tertawa cekikikan gara-gara Gus Dur,” ujar Gus Kikin.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA