Search

BMT NU Jadi Ruh Ekonomi Syariah di Jatim

BMT NU Jadi Ruh Ekonomi Syariah di Jatim

Majalahaula.id – Perkembangan ekonomi menjadi perhatian penting bagi PWNU Jawa Timur. Salah satunya adalah Badan Layanan Ekonomi bernama Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan syariah yang beroperasi menggunakan gabungan konsep “Baitul Tamwil dan Baitul Maal” dengan target operasionalnya fokus kepada sektor Usaha Kecil Menengah.

Maka dari itu perlu dimasukkan sebagai salah satu bidang yang harus diapresiasi dalam PWNU Jatim Award 2022.

H Khoirul Anam, Ketua Tim Koordinator Bidang Ekonomi PWNU Jatim Award 2022 menuturkan, dari empat peserta yang mendaftar telah terpilih tiga yang masuk tahap visitasi. Yakni BMT NU Kraksaan, BMT NU Lumajang, dan BMT NU Kota Kediri.

Menurutnya, Untuk persyaratan Mengikuti ajang ini terdiri dari kelengkapan adminstrasi, dan operasional yang sudah berjalan stabil.

Baca Juga:  PCNU Blitar Siap Rebut Kembali Gelar Jawara PWNU Jatim Award

“Sehingga BMT NU yang lain belum pede untuk mengikuti. karena baru berdiri sehingga tidak berani untuk mendaftar sebagai peserta,” lanjutnya.

“Banyak BMT yang belum percaya diri mengikuti ajang ini. Terlebih rata-rata belum setahun berdiri,” tuturnya.

Kemudian, Anam menjelaskan, tiga peserta yang lolos ini akan dilihat melihat Reel dari adminstrasi dalam proses visitasi. Masing-masing adakah kekurangan dan apa saja yang menarik.
Kemudian, Tim visitasi juga menilai dari Kesehatan Lembaga keuangan tersebut. Diantaranya adalah kernel kapitalnya, asetnya, liabilitinya kemudian menejemenya sudah berjalan atau tidak.

“Dihasilkan dari Asset untuk yg ikut NU Award, di BMTNU Lumajang senilai Rp 4,9 Miliar, Kota Kediri Rp 1,3 Miliar dan Kraksaan Rp 1 Miliar,” tuturnya.

Baca Juga:  LTMNU Trenggalek Juga Inginkan Ibadah Sosial

Kemudian, lanjut Anam, mereka diminta menyiapkan beberapa berkas adminstrasi yang dikirim. Selanjutnya harus menyiapkan nominative pembiayaan, nominative DPK (Dana Pembiayaan Ketiga), neraca, laba, rugi dan lain sebagainya. Sebagai alat untuk menghitung kesehatan lembaga keuangan tersebut.

“Rata-rata dari mereka masalahnya sama, yakni mencari Pangsa Pasar,” tutur Anam.
Sebab, lanjutnya, kepercayaan masyarakat itu masih belum ada di badan usaha milik Nahdatul Ulama (NU). Utama dimasing masing BMT NU.

“Namun saat ini kita sudah dipercaya masyarakat, sehingga kira-kira sudah 60% warga Nahdliyin bisa mengakses keuangan dan berwirausaha melalui BMT NU,” ungkapnya.

Semuanya berjalan baik dari segi penyimpanan ataupun pembiayaan.
Semoga ketiga BMT ini bisa menjadi contoh dan bisa memotivasi BMT NU lainnya.

Baca Juga:  Pengurus IKA PMII Banyumas Diharap Kompak dan Aktif

Sehingga makin banyak BMT NU yang mengikuti ajang ini di tahun-tahun mendatang.

“Saya ingin Misi dan Visi BMT NU bisa tercapai. Seperti untuk menjahterakan Nahdiyin, selalu berinovasi, membuat sertifikasi guru, membuat talangan haji dan program lainnya bisa berjalan lancar,” pungkasnya. Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA