Search

Eksistensi Pesantren tak Terpisahkan dari NU

Majalahaula.id – Halaqah Fikih Peradaban sebagai salah satu rangkaian peringatan jelang 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) kini menyapa nahdliyin di Kota Cimahi Jawa Barat. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cimahi menggelar Halaqah Fikih Peradaban, Ahad (11/12/2022) di Pondok Pesantren Al Musyhadah Cilember Cimahi.

Kegiatan ini ikuti oleh seluruh Kiai dan Bu Nyai Dari Pondok Pesantren Se-Kota Cimahi, Khotib dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Se-Kota Cimahi dan tentunya seluruh jajaran PCNU Kota Cimahi dari Mustasyar, Rais, Katib, A’wan dan Tanfidziah, serta jajaran Majelis Wakil Cabang (MWC) Ranting NU, Lembaga dan Badan Otonom NU.

Ketua Panitia Kiai Andri Azwarudin S.Hum menyatakan halaqah ini program dari PBNU yang merupakan rangkaian peringatan 1 Abad NU. “Kegiatan kali ini adalah bagian dari halaqah fikih peradaban yang digelar PBNU di 250 titik se-Indonesia sebelum akhirnya dirumuskan dalam Muktamar Fikih Peradaban di puncak acara 1 Abad NU tahun depan,” ungkap Kiai Andri.

Baca Juga:  Halaqah Fikih Peradaban, Indonesia Sudah Negara Darul Islam

Ketua PCNU Kota Cimahi Drs.KH Enjang Nasrullah dalam sambutannya menyampaikan bahwa pesantren dan Nahdlatul ulama adalah satu keatuan yang tidak bisa terpisahkan dalam membangun peradaban. “Kehadiran Pondok Pesantren yang tentu di dalamnya ada para kiai dan ulama adalah bagian yang tidak bisa terpisahkan dari Nahdlatul Ulama dalam membangun Peradaban,” tegas Enjang.

Halaqah ini terbagi menjadi 2 sesi dimana sesi pertama menghadirkan KH Hasan Nuri Hidayatullah dan D.R K.H Yayan Bunyamin sebagai pembicara. Sementara sesi kedua narasumber yang dihadirkan adalah D.R Agus Suyadi Raharusun. Sesi ini juga menghadirkan Bank Syariah Indonesia Cabang Cimahi untuk menawarkan Teknologi Digital untuk mengumpulkan sedekah di tiap masjid dengan metode QRIS.

Baca Juga:  Mencetak Kader Loyalitas Berintegritas Menuju 1 Abad NU

Sementara itu, Kasi Penmad Kementrian Agama Kota Cimahi H. Agus Salman,M.Ag mengapresiasi kegiatan halaqah yang melibatkan pesantren ini. Wakil Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH. Dindin Attasiki dalam sambutannya menyatakan salah satu budaya peradaban yang pertama akan hilang adalah Bahasa. “Karena itu, saya menyampaikan sambutan dalam Bahasa Sunda karena konon katanya Bahasa Sunda yang akan pertama hilang dalam peradaban,” tukas Kiai Dindin.

Ditambahkannya, meski secara fisik kota Cimahi termasuk wilayah yang kecil, namun keberadaanya dalam sejarah termasuk diperhitungkan. “Jangan salah, dalam sejarah tahun 1800-an ketika Willem Daendles membuat jalur Anyer-Panarukan maka Kota Cimahi sebagai posko penjagaan jalur itu. Maka hari ini ketika Halaqah Fikih Peradaban digelar di 250 titik maka Kota Cimahi harus jadi Posko Peradaban Fikih di Indonesia bahkan di Dunia,” tuturnya. (Vin)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA