Search

Kabupaten Malang Bentuk Lesbumi NU Tiap MWC

Majalahaula.id – Kali ini, Pengurus Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Malang terus mendorong seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) di Kabupaten Malang membentuk Lesbumi NU.

“Saat ini kita sudah mempunyai 19 kepengurusan di tingkat MWCNU. Kami akan terus mendorong pembentukan Lesbumi NU di 14 MWCNU sisanya,” kata Abdul Aziz, Ketua PC Lesbumi NU Kabupaten Malang, Selasa (19/07/2022) lalu.

Menurutnya, program ini cukup menarik sehingga Lesbumi NU Kabupaten Malang bisa masuk tahap visitasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim) Award 2022.

Ia menjelaskan, bahwa pembentukan Lesbumi NU di masing-masing MWCNU dirasa penting guna menangkal gerakan-gerakan intoleran yang sudah mulai berkembang.

Baca Juga:  Halaqah Fikih Peradaban, dari NU untuk Diplomasi Global

“Salah satu program strategis kami yakni berupaya membendung gerakan intoleran atau deradikalisasi di Kabupaten Malang, dengan menyiapkan konten-konten yang erat kaitannya dengan seni budaya,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya telah berkolaborasi dengan seluruh unsur terkait di semua lini, baik pemerintah maupun elemen masyarakat. Ia menambahkan, Lesbumi NU Kabupaten Malang memiliki beberapa divisi, khususnya yang berkaitan dengan pelestarian peninggalan leluhur.

“Hal itu bisa berupa candi, manuskrip-manuskrip, tosan aji, dan lain sebagainya,” tegas Aziz.

Ada pula divisi yang kaitannya dengan Sinematografi. Hal ini karena Ketua Lesbumi NU pertama yaitu Usmar Ismail, merupakan bapak perfilman nasional yang telah resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

“Maka dari itu, kader Lesbumi NU harus bisa meniru, karena perfilman merupakan media dakwah yang mengundang animo luar biasa,” paparnya.

Baca Juga:  Ajang MWCNU Pesantren Kediri agar Ranting Tertib Administrasi

Dirinya menyebutkan, bahwa divisi lain yang menjadi bidang garapannya ialah yang kaitannya dengan pembangunan ideologi. “Kami juga akan memperkuat ideologi melalui strategi saptawikrama yang akan diimplementasikan melalui kearifan budaya yang ada,” imbuhnya.

Strategi Saptawikrama
Rinciannya, strategi saptawikrama atau tujuh strategi kebudayaan Islam Nusantara tersebut yakni:

1. Menghimpun dan mengkonsolidasi gerakan yang berbasis adat istiadat, tradisi, dan budaya Nusantara.

2. Mengembangkan model pendidikan sufistik (tarbiyah wat ta’lim) yang berkaitan erat dengan realitas di setiap satuan pendidikan, terutama yang dikelola LP Ma’arif NU dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU).

3. Membangun wacana independen dalam memaknai kearifan lokal dan budaya Islam Nusantara secara ontologis dan epistemologis keilmuan.

Baca Juga:  Sapa Warga, NU Sumbar Terus Gelar Lailatul Ijtima’

4. Menggalang kekuatan bersama sebagai anak bangsa yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika untuk merajut kembali peradaban maritim Nusantara.

5. Menghidupkan kembali seni budaya yang beragam dalam ranah Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan nilai kerukunan, kedamaian, toleransi, empati, gotong royong, dan keunggulan dalam seni, budaya dan ilmu pengetahuan.

6. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan gerakan Islam Nusantara.

7. Mengutamakan prinsip juang berdikari sebagai identitas bangsa untuk menghadapi tantangan global.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA