Majalahaula.id – Pemerintah RI terus menyuarakan pentingnya vaksinasi booster agar penyebaran Covid-19 bisa diredam. Apalagi hingga kini berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 1.373 dari sekitar 10.000 pasien yang dirawat akibat Covid-19 meninggal dunia dalam sebulan terakhir.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, sebanyak 74 persen dari 1.373 pasien belum mendapat vaksin booster, dan 50 persen belum mendapat vaksinasi Covid-19 sama sekali.
“Dari yang dirawat ada yang meninggal, 1.373. Itu pun kita lakukan kajian dihubungkan dengan vaksin, yang meninggal tadi itu ternyata ada 74 persen yang belum dilakukan booster dan 50 persen belum divaksin,” kata Syahril dalam konferensi pers secara daring, Rabu (16/11/2022).
Syahril merinci, sebanyak 5 persen dari 10.000 pasien yang masuk ke rumah sakit dalam sebulan terakhir dirawat di ruang ICU. Sedangkan 95 persen sisanya dirawat di ruang non ICU. Pasien yang masuk rumah sakit ini adalah pasien dengan gejala sedang, berat, hingga kritis. Merujuk pada penelitian Kemenkes, sebanyak 84 persen tersebut belum mendapat booster.
“84 persen pasien yang dirawat adalah pasien yang belum booster, dan 50 persen adalah pasien yang belum divaksin. Pesan dari ini semua, bahwa orang yang masuk di RS tinggi lho, karena tidak di-booster,” tutur dia.
Lebih lanjut Syahril menuturkan, sebanyak 52 persen pasien yang dirawat adalah lansia, tidak divaksin atau tidak di-booster. Kalangan ini kata Syahril, berisiko tinggi jika terinfeksi Covid-19.
“Maka itu punya risiko tinggi sekali. Harapannya jangankan usia lanjut, yang tidak usia lanjut dan komorbid pun (harus) melakukan vaksin termasuk vaksin booster untuk melindungi dia sendiri,” ucap Syahril.
Sebagai informasi per Selasa (15/11/2022) pukul 12.00 WIB, kasus Covid-19 bertambah 7.893 kasus dalam 24 jam terakhir sehingga totalnya menjadi 6.573.805.
DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 2.932 kasus. Kemudian Jawa Barat 1.472 kasus, Jawa Timur 924 kasus, Banten 816 kasus, dan Jawa Tengah 402 kasus. (Ful)