Search

Aksi Intelektual Muslim Ditunggu bagi Terbangunnya Perdamaian

Majalahaula.id – Annual International Conference On Islamic Studies (AICIS) ke-21 secara resmi ditutup Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid Sa’adi, Kamis (03/11/2022). Gelaran tahunan para akademisi perguruan tinggi Islam ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan, di antaranya pentingnya kontekstualisasi nilai-nilai dasar universal untuk kehidupan damai di masa depan.

Meski demikian, Wamenag mengingatkan agar kesepakatan yang telah dirumuskan tidak sebatas wacana. Ia meminta para intelektual AICIS melakukan aksi-aksi nyata dalam membangun perdamaian. “Saya harap AICIS tidak hanya melahirkan sebuah deklarasi formalitas belaka, namun diikuti dengan aksi dan tindakan nyata yang dapat menyentuh aspek kemaslahatan dan kedamaian untuk umat manusia,” pesan Wamenag di Bali.

Baca Juga:  Layanan untuk Jamaah Haji Indonesia di Madinah

“Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia. Karena agama bukanlah aspirasi semata, melainkan inspirasi mulia untuk membangun peradaban dunia,” sambungnya.

Menurutnya, Kementrian Agama memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memajukan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan berbagai pengalaman beragama yang dimiliki, Indonesia telah menjadi sorotan dunia Islam dalam berbagai aspeknya.

“Kementerian Agama yang menjadi leading sektor studi Islam di Indonesia, menjadi institusi yang memiliki momemtum dalam mempromosikan hasil-hasil kajian Islam kepada masyarakat dunia,” jelasnya.

Wamenag mengaku optimis, sebagaimana juga menjadi harapan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, bahwa Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia Islam untuk mempromosikan Islam moderat. Keyakinan tersebut bukan isapan jempol, karena Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar. Indonesia banyak berperan sukses dalam kerja-kerja global, baik di forum PBB, OKI, G-20 dan lainnya.

Baca Juga:  Jadi Tersangka Dugaan Korupsi, Rumah Wali Kota Bima Digeledah KPK

“Indonesia telah menjadi salah satu role model negara demokrasi yang mampu mengelola masyarakat multikultural. Ini yang harus diterjemahkan secara aplikatif, tidak hanya teoritik, oleh akademisi PTKI,” tegasnya.

AICIS tahun ini mengangkat tema “Future Religion in G20 : Digital Transformation, Knowledge Management and Social Resilience.” Tema tersebut diangkat untuk memperkuat tema utama dari G-20 Summit yaitu terkait dengan “Transforming into a New Era” dengan tag line “Recover Together, Recover Stronger”. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA