Majalahaula.id – Ngidam merupakan hal yang umum dialami oleh setiap perempuan di masa kehamilan. Dan pengalaman dialami Pengasuh Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah ini menjelaskan bagaimana ngidam disebutkan dalam beberapa referensi kitab klasik dengan bahasa waham atau keinginan.
“Dalam beberapa literatur yang dibaca dalam Islam, ngidam itu disebut waham. Ngidam ini (hukumnya) boleh,” terang Gus Rifqil dalam tayangan video di kanal Youtube NU Online Istri Hamil dan Ngidam, Gus Rifqil Menghibur Ning Imaz Seperti Ini diakses, Selasa (18/10/2022).
Gus Rifqil melanjutkan, seseorang diperbolehkan menuruti kemauan istri ngidam selama permintaan yang dibuat wanita hamil tersebut masih masuk akal dan tidak melanggar syariat Islam.
“Contoh, ada istri meminta suami mengambilkan mangga muda milik tetangganya. Ini tidak harus dituruti karena ada unsur mencuri,” ucap dia.
Gus Rifqil menceritakan, kondisi ngidam ini turut dialami oleh sang istri, Ning Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz). Ia mengatakan dirinya rela menempuh jarak jauh untuk menuruti permintaan unik sang istri yang tengah ngidam di kehamilan pertamanya itu.
“Yang paling unik, waktu masih di Lirboyo itu ngidam siomay, tapi siomaynya disifati,” ujar Gus Rifqil.
Bukan sembarang siomay, Gus Rifqil menjelaskan bahwa Ning Imaz memberikan kriteria tertentu terkait siomay yang ia minta. Mulai dari gerobak penjual siomay yang harus bercat biru dan harus diangkut menggunakan sepeda ontel.
“Gerobaknya warna biru dan tulisan siomaynya harus (ditulis) pakai tangan menggunakan cat,” tuturnya.
Setelah pencariannya, Gus Rifqil akhirnya berhasil menemukan permintaan sang istri.
“Alhamdulillah dari Lirboyo sampai Pare ketemu. Dan ketemunya di Kediri kota,” terangnya.
Kendati ngidam siomay Ning Imaz dinilainya sebagai permintaan yang sulit, ia mengaku senang lantaran sang istri mau menghabiskan, alih-alih hanya meminta dan tidak dimakan.
“Berkaitan dengan makanan, apapun yang diinginkan (Ning Imaz), dimakan. Karena, saya sharing ke teman ada yang ngidam makanan, ketika sudah tersedia hanya dibau (dihirup) saja. Ada yang dicicipi sedikit saja. Tapi, alhamdulillah (yang diminta) istri saya, dimakan,” jabar dia. (Ful)