Search

KH A Mustofa Bisri Ingatkan Jauhi Perkara Syubhat

Majalahaula.id – Perkara syubhat masih banyak diremehkan oleh sebagian orang karena dianggap hukumnya tidak haram. Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akrab disapa Gus Mus ini memberikan perhatian terhadap pentingnya menjauhi suatu hal yang dianggap syubhat.

“Di dalam hadits dari Nu’man bin Basyir menceritakan dawuh-nya Rasulullah Muhammad SAW bahwa yang halal itu jelas seperti ayam, kambing, dan sapi. Kemudian yang haram juga jelas seperti babi, khamr, dan riba,” ujar Gus Mus dalam tayangan YouTube NU Online, Ahad (09/10/2022)

“Ada juga yang di antara keduanya. yakni antara halal dan haram. Bagaimana sikap kita untuk hal-hal syubhat seperti itu? Jika kita ingin bersih tidak ternoda apa-apa, jauhi hal yang tidak jelas itu,” sambungnya dalam video berjudul Perkara Halal, Haram, dan Syubhat Harus Diperhatikan itu.

Baca Juga:  Khilma Anis Novel Berujung ke Layar Lebar

Menurut Gus Mus, mereka yang menghindari sesuatu hal yang syubhat dinamakan wirai. Misalnya, orang yang merawat kambing kemudian memberi makan di dekat tempat cagar alam itu tidak menjadi masalah.

“Karena masih boleh dilakukan, itu bukan milik pemerintah. Tapi bisa saja kambingnya nanti akan masuk ke tempat cagar alam. Oleh karena itu, lebih baik untuk tidak dilakukan,” tuturnya.

Gus Mus juga menuturkan makna qalbun di dalam bahasa Arab diartikan sebagai jantung. Kemudian yang dimaknai hati dalam kitab-kitab kuning itu adalah nuraniyah, tidak ada dalam fisik. Hati yang fisik bahasa Arab-nya adalah qibdan.

“Sate hati dengan hati-hati di jalan itu dua hal yang berbeda. Jika sate hati adalah hal yang fisik, maka hati-hati di jalan adalah yang non fisik,” jelas Gus Mus.

Baca Juga:  Titi Kamal Banjir Dukungan karena Berhijab

Gus Mus menuturkan bahwa qalbun dimaknai yang fisik atau yang non fisik sama-sama benar. Jika jantungnya rusak, maka akan rusak semua seluruh tubuh, begitu juga dengan hati.

“Dan barang siapa yang hatinya jelek, maka akan rusak semua jasadnya. Jika hatinya tenang, badannya akan sehat. Untuk menaikkan imunitas, maka gembirakanlah hatimu. Jika hatimu penuh kedengkian dan kebencian, maka sangat menurunkan imunitas,” pungkasnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA