Search

Pesantren Diharap Juga Jadi Pusat Pemberdayaan Ekonomi

Majalahaula.id – Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap agar pondok pesantren tak hanya menjadi tempat untuk melahirkan ulama, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi. Hal tersebut sangat memungkinkan karena suasana di pesantren demikian mendukung, tinggal bagaimana mengatur polanya lantaran potensinya demikian besar.

“Baik di sektor riil maupun di sektor keuangan,” kata Kiai Ma’ruf Amin saat membuka Musyawarah Nasional Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia (Persami) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Wapres menilai, pondok pesantren di Indonesia sebenarnya bisa menjadi kekuatan ekonomi besar karena jumlahnya yang mencapai puluhan ribu dan tersebar di berbagai daerah. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menargetkan agar Indonesia dapat menjadi pusat halal global serta menjadi pusat keuangan dan ekonomi syariah.

Baca Juga:  KKP Permudah Proses Bisnis UMKM Ikan Hias

“Sehingga, penguatan ekonomi-keuangan syariah Indonesia, bergerak mulai dari akar rumput hingga kepada pengambil kebijakan,” kata dia.

Di sisi lain, Wapres turut mendorong agar para anak muda Indonesia mau berwirausaha, tidak hanya berlomba-lomba untuk menjadi pegawai.

“Itu di semua kalangan termasuk di kalangan pesantren pun santri itu harus menjadi juga usahawan. Saya nyebutnya ‘Gus Iwan’, santri bagus, pinter ngaji, usahawan,” terangnya.

Wakil Presiden menilai, anak muda Indonesia harus mengubah pola pikirnya agar tidak lagi berlomba-lomba menjadi pegawai, tetapi mau berwirausaha. “Saya harap Persami dapat mendorong perubahan mindset di kalangan pemuda agar semakin banyak yang berminat menjadi pengusaha-pengusaha sukses dan inovatif, tidak berlomba-lomba untuk menjadi pegawai saja,” katanya.

Baca Juga:  Kemendag Targetkan Digitalisasi 1.000 Pasar & 1 Juta UMKM pada 2022

Ia mengatakan, jumlah pengusaha di Indonesia terbilang rendah sehingga anak-anak muda yang dahulu berorientasi menjadi pegawai harus didorong untuk berwirausaha. Disebutkan, hal ini berlaku bagi semua kalangan, termasuk ke anak-anak muda yang besar di lingkungan pondok pesantren.

Menurut dia, bila itu diberdayakan, pondok pesantren akan menjadi kekuatan besar karena jumlahnya yang mencapai puluhan ribu tersebar di Indonesia.

“Dan kita kembangkan OPOP one product, one pesantren, ini bisa berkolaborasi dengan para pengusaha muslim. Jadi kita ingin ada produsen ada juga yang offtaker-nya,” ujar dia. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA