Majalahaula.id – Ratusan siswa Sekolah Manengah Pertama (SMP) Khadijah Surabaya ikut berpartisipasi dalam puncak acara Festival Budaya Islam Nusantara pada Senin, 9 Oktober 2022. Mereka kompak mengenakan baju adat dari masing-masing daerah serta tampil dengan mengenalkan budaya Islam nusantara. Festival budaya ini diikuti seluruh siswa kelas 7, sedangkan siswa kelas 8, 9, guru serta karyawan hanya penikmat dari gelaran tersebut.
Kepala Sekolah SMP Khadijah Surabaya, Umi Muntafiah menyampaikan tujuan diselenggarakannya acara tersebut tidak lain adalah bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dalam hal ini adalah implementasi dari kurikulum merdeka. Dan pada tema yang pertama ini, lanjut Umi, fokus pada kearifan lokal yang dikemas menjadi topik Festival Budaya Islam Nusantara.
“Festival budaya nusantara ini tentunya sudah meliputi pembelajaran toleransi. Kemudian kami sebagai warga nahdliyin juga tau bahwa ajaran ahlussunah waljamaah (aswaja) juga termasuk tasamuh, tawazun, tawassuth, dan I’tidal dengan kearifan lokal budaya yang kami angkat ini supaya anak-anak tidak mudah membid`ah-bid`ahkan, kemudian tidak mudah mengkafir-kafirkan, tidak ekstrim kanan atau ekstrim kiri,” terangnya di sela-sela acara di halaman sekolah.
Umi menjelaskan, lewat acara Festival Budaya Islam Nusantara ini diharapkan bisa membangkitkan semangat anak-anak, terutama dalam hal toleransi. Menurutnya, banyak anak sekarang ini yang terjerumus pada media sosial, mereka asal berkomentar tanpa didasari ilmu, sehingga terkadang terjadi pembulian.
“Jadi tujuan acara ini, selain mengimplementasikan kurikulum merdeka juga belajar yang menyenangkan, dengan mengetahui lebih dekat, mereka melakukan ritual. Walaupun itu hanya simulasi, ingatan mereka jauh lebih lama karena belajarnya visualisasi,” ungkapnya.
Umi memaparkan selama kurang lebih 3 bulan berproses, siswa SMP Khadijah berhasil tampil dengan baik. Sebelumnya, mereka belajar setiap hari Senin dan Selasa sekitar 2 jam berkelompok, kemudian memilih budaya yang akan ditampilkan, termasuk belajar asal usul serta merencanakan langkah-langkah perform.
“Karena P5 itu dilaksanakan 3 kali dalam 1 tahun. Jadi, di Kegiatan Tengah Semester (KTS) ini kami memilih kearifan lokal, kemudian nanti di semester awal Desember menggelar kegiatan seperti ini dengan tema kewirausahaan, beda lagi nanti yang ke 3 itu temanya kebinekaan,” terangnya. Lina