Search

Tradisi Maulid Nabi Muhammad di Berbagai Daerah

Majalahaula.id – Bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang bertepatan dengan 1 Rabiul Awal 1444 H, tahun ini jatuh pada hari Selasa, 27 September 2022 selalu disambut meriah masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari tradisi yang paling umum, pembacaan dziba’ atau Barzanji selama 12 hari bertutur-turut sampai dengan tradisi unik lainnya, diantaranya:

1. Grebeg Maulud

Tradisi yang rutin dilakukan Keraton Yogyakarta setiap bulan maulid (Rabiul Awal) ini bertujuan sebagai perayaan atau ungkapan syukur terhadap kemakmuran yang diterima masyarakat.

Grebeg Maulud sendiri merupakan bagian dari acara Sekaten, ditandai dengan keluarnya sepasang gunungan berupa sesajian tumpeng besar berisi aneka makanan, buah-buahan serta sayur-sayuran hasil bumi masyarakat.

Baca Juga:  PWNU Jatim Perjuangkan Syubbanul Wathon Jadi Lagu Nasional

Tradisi ini merupakan puncak acara perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang dilaksanakan pada tanggal 12 Maulud (Rabiul Awal), biasanya dimulai pada pagi hari pukul 07.30.

2. Weh-Wehan

Weh-wehan yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai saling memberi, merupakan tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilakukan masyarakat Kaliwungu, Kendal sejak ratusan tahun lalu.

Tradisi weh-wehan atau saling memberi makanan antar tetangga ini sudah dijalankan masyarakat sejak diperkenalkan oleh K.H Asyari atau Kiai Guru, kala itu beliau memberi makan kepada masyarakat kampung pesantren sebagai wujud kebahagiaan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Biasanya weh-wehan berisi makanan khas seperti sumpil atau ketupat.

3. Kirab Ampyang

Baca Juga:  Wagub Jateng Apresiasi Training Daiyah Muslimat NU

Tradisi yang berasal dari Desa Loram Wetan, kecamatan Jati, kabupaten Kudus ini biasa dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dinamakan Kirab Ampyang karena berisi nasi kepal dan lauk terbungkus daun jati, kemudian disusun menjadi gunungan untuk dibagikan di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon.

4. Bungo Lado

Tradisi Maulid selanjutnya datang dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Bungo Lado atau  tradisi menghias pohon menggunakan uang.

Nantinya pohon uang dari berbagai dusun akan dikumpulkan dan disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah. Bungo Lado biasanya digelar secara bergantian di beberapa kecamatan.

5. Ngalungsur Pusaka

Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki perayaan tersendiri dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, yakni Ngalungsur Pusaka.

Baca Juga:  Peringati Harlah, Muslimat NU Mimika Lantik Pengurus Baru

Prosesi ini berisi ritual upacara untuk membersihkan pusaka peninggalan Sunan Rohmat (Sunan Godog/Kiai Santang). Proses pencucian pusaka menggunakan air bunga dan digosok menggunakan minyak wangi agar tidak berkarat.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA