Majalahaula.id – Pimpinan Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama akan menggelar pelantikan pada Jumat-Ahad (07-09/10/2022), di Hotel Merlynn Park, Jakarta. Dari kegiatan tersebut tidak semata berisi pelantikan, juga membahasa isu penting kepengurusan mendatang dengan mendatangkan berbagai kalangan.
“Insyaallah pada tanggal 7-9 Oktober 2022 besok, kami akan melakukan pelantikan di Hotel Merlynn Park,” katanya, Senin (03/10/2022).
Selain pelantikan, ia juga mengaku akan menggelar rencana strategis (renstra) yang akan mendatangkan perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai narasumber. Dengan demikian arah kepengurusan pada periode mendatang dapat sesuai harapan dan mendukung rencana besar NU menuju 1 abad.
“Nanti ada perwakilan dari PBNU untuk mendampingi dan menyampaikan kepada Pengurus PP Fatayat NU tentang visi-misi PBNU ke depan seperti apa, temasuk perubahan-perubahan regulasi itu berkaitan nanti tentunya dengan Fatayat,” terang perempuan kelahiran Jombang, 11 Mei 1978 itu.
Selanjutnya, PP Fatayat NU akan melaksanakan rapat kerja guna menyusun program kerja baru dan mengevaluasi program-program kerja di masa kepemimpinan sebelumnya.
“Untuk Raker, ini suatu permulaan dari kepengurusan saat ini dengan menyusun program kerja. Kita memahami bahwa program kerja itu lahirnya harus berbasis pada amanat kongres dan bagaimana perjalanan masing-masing bidang di periode kemarin, mana yang harus berjalan, dipertahankan, dan dievaluasi,” kata Sekretarias Umum PP Fatayat NU periode sebelumnya ini.
Sementara untuk renstra, Margareth menerangkan bahwa di masa kepemimpinannya saat ini, ia beserta seluruh jajarannya berkomitmen untuk melakukan penguatan organisasi, percepatan sistem kaderisasi, dan pembaharuan regulasi-regulasi merujuk pada visi dan misi PBNU.
“Untuk renstra, kita berusaha bergerak cepat dengan membangun sistem pengaderan yang baru yang lebih masif. Kita akan belajar dari berbagai pihak yang kita anggap bisa memberikan kontribusi terkait dengan penguatan sistem kaderisasi kita,” terangnya.
Rencana itu, menurutnya, selain disetujui juga mendapat apresiasi dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, yang berharap Fatayat dapat menjadi bagian dari visi pergerakan PBNU, terkait kaderisasi. “Ketum juga menyampaikan pentingnya Fatayat menjadi bagian dari gerakan NU dan kita berkomitmen untuk itu,” tutur dia. (Ful)