Majalahaula.id – Pemberitaan tentang terjadinya perundungan, kekerasan, serta pelecehan seksual di pondok pesantren, beberapa waktu belakangan marak dimuat berbagai media. Akibatnya, muncul kekhawatiran orangtua menitipkan anaknya menimba ilmu di pondok pesantren. Untuk menepis pemberitaan miring tersebut, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menginisiasi pendirian Posko Pesantren Ramah Santri, Tujuannya untuk menjamin dan menanggulangi agar masalah kekerasan di pesantren diminimalkan baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Posko Pesantren Ramah Santri ini diluncurkan Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Agoes Ali Mashuri, di Gedung PWNU Jatim Jalan Majid Al Akbar 9 Surabaya, Selasa (27/9/2022). Peluncuran posko ini dimaksudkan untuk meningkatkan sistem pengawasan dan penegakan kedisiplinan santri di pondok pesantren.
Pembentukan posko ramah Santri ini melibatkan 40 pesantren kelas menengah yang akan menjadi titik pedoman bagi pesantren-pesantren lainnya. Harapannya setelah berhasil pada 40 pesantren tersebut nantinya bisa membentuk posko-posko ramah santri diseluruh pesantren yang ada di Indonesia. “Hal ini adalah sebuah gagasan yang bagus untuk aksi, bagaimana program tersebut bisa terealisasi dengan baik. 40 pesantren nantinya akan menjadi percontohan bagi pesantren lain untuk mengembalikan citra pesantren yang hari ini ada kekuatan besar yang memberi stigma bahwa pesantren tidak baik” ungkap Gus Ali.
Pembentukan posko ini, diharapkan pesantren bisa terbantu dalam melakukan pengawasan, antisipasi, pencegahan dan penanganan cepat dan terarah terhadap kekerasan yang terjadi di pesantren. (MG9/Vin)