Search

Di Era Gus Dur, Khofifah Sebut Mahfud MD bagai Peluru Tak Terkendali

Majalahaula.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut Menko Polhukam Mahfud MD sebagai sosok pemberani yang tak bisa dikendalikan oleh siapa pun. Hal itu disampaikan Khofifah saat menghadiri acara Musyawarah Besar II Alumni dan Simpatisan Syaichona Moh. Cholil (Mubes II Asschol), di Pondok Pesantren Syaihona Cholil, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Minggu, 25 September 2022.

Mahfud MD juga hadir di acara tersebut. Selain itu, hadir pula Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kadensus 88 Irjen Marthinus Hukom, Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto, Bupati Bangkalan dan Pamekasan, serta para ulama setempat.

“Kalau dulu di jaman Gusdur, pak Mahfud MD ini dikenal peluru tak terkendali, jadi memang tidak ada yang bisa mengendalikan beliau, sampai sekarang sepertinya,” ucap Khofifah dalam sambutannya.

Baca Juga:  Terkait UU Pesantren, Ponpes Tebuireng Jombang Beri Masukan

Menurut Khfofiah, kelas Mahfud MD sebetulnya adalah masyayikh dan pantas dipanggil dengan sebutan kiai. Namun, kata dia, Mahfud MD lebih suka dipanggil dengan namanya saja. Itu sama dengan Quraish Shihab, Alwi Shihab dan Nasaruddin Umar yang ogah dipanggil dengan sebutan kiai atau ulama.

“Beliau sebetulnya kelasnya masyayikh, kiai. Tapi seperti halnya pak Alwi Shihab, pak Nasarudin Umar, juga pak Quraish Shihab, beliau seorang guru besar, seorang kyai, tapi lebih senang dipanggil namanya. Itulah sosok almukarrom bapak Profesor Dr. Kyai Haji Moh. Mahfud MD,” puji Khofifah.

Sebagaimana jamak mengetahui, Khofifah dan Mahfud MD sudah lama berkawan. Keduanya dikenal dekat dengan Presiden RI keempat Almarhum Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Semasa Gus Dur jadi presiden, Khofifah dan Mahfud sama-sama menjadi menteri. Bisa dibilang Khofifah dan Mahfud MD adalah kader Gus Dur.

Baca Juga:  ISNU Tulungagung Siap Gandeng Para Intelektual

Di acara tersebut, Khofifah juga menjelaskan tentang peran pondok pesantren dalam membangun peradaban bangsa. Kadensus 88 AT Polri Irjen Marthinus Hukom menyampaikan materi terkait peran pesantren dalam menangkal radikalisme/terorisme kepada para santri, alumni dan simpatisan Pondok Pesantren Syaichona Mohammad Cholil (Asschol) Bangkalan guna mendukung tugas kepolisian dalam hal menangkal radikalisme/terorisme. Sementara Mahfud MD menyampaikan materi dengan tema “Merawat Kebhinekaan Meneguhkan Persatuan”.

Kegiatan diakhiri dengan pemukulan gong sebagai simbol pembukaan Musyawarah Besar 2 Alumni Santri dan Simpatisan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil (Asschol), serta pemberian cinderamata dari Ponpes kepada Menkopolhukam RI, Menag RI, Kadensus 88 AT Polri dan Forkopimda Jatim. NF

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA