Search

ISNU dan CIC: Mau Apa?

Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon menyelenggarakan Cirebon Intellectual Conference (CIC) di hotel Prima, 9 Agustus 2022. Forum ini mengusung tema “Cirebon Diaspora: Mewujudkan Spirit Budaya Moderasi dan Multikultural untuk Perdamaian bangsa.”

Hadir dalam kegiatan tersebut, para cendekiawan dan intelektual yang notabene sarjana NU dan para sarjana yang lain untuk membahas sejumlah isu dan problem sosial agama.

Tidak heran jika ada banyak yang kemudian bertanya, ISNU dan para sarjana sebetulnya mau apa? Setelah acara pembukaan acara, dilanjutkan dengan kuliah umum bersama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, mantan Ketua Umum PBNU. Beliau menyampaikan pentingnya membangun peradaban sebagaimana dahulu Nabi Muhammad Saw. Di mana Madinah dibangun bukan atas nama Negara agama, melainkan Negara bangsa. Seluruh umat beragama mempunyai hak dan kedudukan yang sama di mata Piagam Madinah.

Baca Juga:  Spiritualitas Haji, Buku Karya Rektor UINSA Yang Menjadi Pengobat Rindu Makkah Madinah

CIC ini patut mendapatkan apresiasi. Sudah lama saya menunggu acara semacam ini. Di mana kita akan bertukar pikiran dan berdiskusi. Saling beradu argumen untuk kemaslahatan Kabupaten Cirebon. Saya hadir tentu saja berharap agar acara ini betul-betul bukan hanya forum bertukar wacana, melainkan akan mampu memberikan solusi atas segala macam problem yang selama ini menjerat masyarakat di Desa-desa. Nah sarjana, terlebih sarjana NU harus mampu menyelesaikan problem ini di Desanya masing-masing.

Sebagaimana kita ketahui bahwa permasalahan di Desa-desa itu sangat rumit. Anggaran Dana Desa dan dana-dana lain yang digelontorkan ternyata tidak menyelesaikan masalah. Masyarakat Desa malah semakin pragmatis. Bahkan penyakit-penyakit yang awalnya menjerat para pejabat, kini mulai menjerat masyarakat Desa. Mari kita simak sesi kuliah umum berikutnya yang akan disampaikan oleh para diaspora Cirebon di antaranya Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, Prof. Dr. Ulfiah, Dr. Phil Sahiron dan sejumlah narasumber lainnya yang dianggap sukses dan punya segudang pengalaman.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA