Search

PWNU DKI Jakarta Gelar Musyawarah Kerja Kedua

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan Musyawarah Kerja Wilayah atau Muskerwil II. Kegiatan dilaksanakan di aula Masjid Raya Hasyim Asy’ari, Ahad (31/07/2022).

H Samsul Ma’arif selaku Ketua PWNU DKI Jakarta mengajak kepada seluruh pengurus NU di beragam tingkatan agar bisa menjadi pelopor dalam gerakan perbaikan. Kebaikan dapat dilakukan dengan melibatkan banyak kalangan, apalagi NU memang memiliki kepengurusan hingga tingkat paling bawah.

“Saya menyebutnya dengan istilah harakah islahiyah,” katanya saat sambutan.

Menurutnya, semua pengurus harus bisa menjadi muslim yang bisa melakukan perbaikan dan tidak cukup hanya sekedar menjadi seorang yang shalih.

“Orang shalih tapi tidak cukup menjadi orang yang baik, tapi harus ikut memperbaiki keadaan yang ada dilingkungan sekitar,” ungkapnya.

Baca Juga:  PCNU Lumajang Bentuk Tim Pemenangan dan Sekretariat Khusus

Dirinya berharap seluruh pengurus di semua tingkatan menjadi pengurus yang mau melakukan perbaikan. Kendati demikian dirinya menyadari bahwa untuk mencapai ke arah itu penuh tantangan.

“Memang banyak resikonya, tapi yakinlah satu pengurus saja mampu melakukan perbaikan akan ada banyak perubahan,” harapnya.

Kiai Samsul menagaskan, sebagai ketika melakukan perubahan besar harus mempunyai sifat kesabaran, tahan kritik kadang juga akan dicaci bahkan difitnah. Dengan itu PWNU DKI Jakarta Bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) serta melibatkan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) untuk membahas program dan sejumlah aturan organisasi.

“Nanti kita sepakati bersama dan mudah-mudahan kita mempunyai keyakinan pada waktunya NU di Jakarta akan baik dan terus berkembang,” tandasnya.

Baca Juga:  Nusron Wahid Tetap Berkontribusi kepada NU

Kiai Samsul juga bercerita tentang Ibnu Qudamah pengarang kitab Al-Mughni, suatu ketika ditanya oleh para muridnya terkait perbedaan orang shalih dan orang muslih.

“Ibnu Qudamah menjawab bahwa asshalihu khairuhu linafsihi wal mushalihu khairuhu linafsihi wa ghairihi. Bahwa orang baik yakni shalih melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan penyeru kebaikan atau muslih mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain,” terangnya. (Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA