Napak tilas diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan untuk mengenang sejarah agar kita tidak melupakan sejarah berdirinya NU yang sudah berjalan 1 abad ini.
Hal itu disampaikan oleh wakil katib syuriah PWNU, Muhammad Syamsudin. Acara napak tilas berlangsung pada pagi hari yang diawali dengan berziarah ke pencipta lambang NU, Kiai Ridwan Abdullah yang dilaksanakan di pemakan tembok Bubutan Surabaya pada Kamis, (28/07/2022).
“Moment pada acara napak tilas ini dapat menjadi moment penting terutama bagi generasi NU mendatang. Generasi NU mendatang harus mengetahui napak tilas ini karena napak tilas ini merupakan sejarah yang tidak bisa dilupakan. Jadi, napak tilas ini mengingatkan kepada generasi selanjutnya bahwasanya sejarah itu tidak bisa dilupakan,” ungkapnya.
Napak tilas dimulai jadi dari Kiai azis yang mencetus nama NU dan napak tilas ziarah ke makam Kiai Ridwan sebagai pencetus lambang NU dan setelah akan dilakukan ke Ampel yang merupakan salah satu presiden NU pertama. Setelah ini baru akan diadakan istighosah dan santunan di tiga titik yang sudah kami tentukan yaitu di Langgar Gipo Surabaya, Kantor PCNU Bubutan Surabaya, dan Langgar Kebondalem Surabaya.
“Untuk napak tilas ini dilakukan diberbagai tempat, dan yang di Tembok Dukuh, Bubutan Surabaya ini merupakan tahap pertama. Dan yang pertama memang di Surabaya. sebelumnya tadi sudah dilakukan di makam Kiai abdul azis sebagai pencetus nama NU, kemudian di Kiai Ridwan dan terakhir di Sunan Ampel. Jadi yang tahap pertama di Surabaya, dan nanti menjelang 1 Abad napak tilas ini kita akan diadakan di Bangkalan sebagai inspirator berdirinya NU yang akan dilanjut ke Situbondo dan nantinya di akhiri di Tebu ireng untuk napak tilas ditahap kedua. Nantipun akan sampai puncaknya pada istighosah kubro di Siduarjo,” ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa napak tilas sangat penting untuk dilakukan karena pada fakta sejarah yang tidak boleh dilupakan.
“Bahwasanya memang ada fakta sejarah yang tidak boleh dilupakan makanya itu kita melakukan ziarah dan hal ini dilakukan untuk menapak tilasi sejarah untuk mengenang sejarah. Karena bagaimanapun juga kita tidak pernah lepas dari sejarah dan siapa yang menciptakan sejarah itu. Hal ini juga dilakukan untuk mengenang jasa beliau dalam pendirian NU ini,” Ujarnya.
Napak tilas juga mempunyai harapan kedepannya supaya acara tersebut tidak hanya dilakukan karena menjelang 1 Abad saja.
“saya berharap dikemudian hari ada perhatian terhadap bagaimana diadakannya rutinitas ziarah untuk menyambung ikatan ini,” Katanya.