Search

KH Mustofa Bisri – Jelaskan Kelebihan Perempuan

Salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyebut bahwa Allah telah menciptakan manusia dari jenis kelamin laki-laki dan wanita. Kedua jenis ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok dari segi fisik dan juga kejiwaan.

“Wanita itu lebih cenderung kepada perasaan, emosi. Laki-laki cenderung kepada pemikiran. Maka itu kalau ditanya bagaimana pendapat bapak? Jawabannya: ‘Saya pikir..’ kalau ibu: ‘Saya rasa,” jelasnya saat menyampaikan kajian Tafsir Al-Ibriz yang ditayangkan di kanal Youtube Gus Mus Channel, Jumat (22/07/2022).

Dari segi sikap, wanita juga diciptakan oleh Allah memiliki sifat yang umumnya lembut. Sementara laki-laki memiliki sifat keras dan kuat secara fisik.

“Wanita itu fitrahnya dingin, makanya membutuhkan kehangatan. Ini orang laki-laki harus paham,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini.

Baca Juga:  Johnny G Plate - Hapus Aplikasi Pemerintah

Penciptaan laki-laki dan perempuan oleh Allah ini tidak kemudian menjadikannya mereka hidup terpisah dan saling berselisih. Justru lanjut Gus Mus, laki-laki dan perempuan hidup di dunia saling membutuhkan dan diperintahkan untuk bersama sampai dengan kehidupan di surga.

“(Laki-laki dan perempuan) Tidak disuruh juga mau. Senangnya kumpul. Namun kadang-kadang setelah kumpul malah ribut karena tidak menyadari fitrahnya masing-masing,” katanya.

Ia pun mengibaratkan perbedaan fitrah keduanya ini seperti pisau dan gelas. Pisau memiliki fitrah ujungnya tajam untuk memotong sesuatu sementara gelas memiliki fitrah ujungnya yang lembut untuk meletakkan bibir saat minum. Ketika tidak memahami fitrah pisau dan gelas dengan menukar fitrah tersebut, maka dipastikan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga:  Mahfud Md Buka Suara soal Cawapres

Terkait dengan perintah Allah yang menyebut bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan, Gus Mus menjelaskan bahwa ini bukanlah permasalahan memenangkan laki-laki atas perempuan. Namun ini kembali kepada fitrah keduanya yang memang diciptakan berbeda.

“Jadi memang harus ada pimpinannya. Orang berjalan bersama saja harus ada pimpinannya. Kalau ada orang tiga berjalan tidak ada pimpinannya, maka tidak jelas arahnya. Satu ingin ke barat, satu ke selatan, satunya ke utara,” ungkapnya.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA