Sebuah makam berusia 5.000 tahun di Herefordshire, Inggris, yang diduga berkaitan dengan Raja Arthur sang penguasa Camelot, mulai digali oleh para arkeolog dari The University of Manchester.
Penggalian situs yang dinamai Arthur’s Stone ini diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan seputar situs misterius tersebut.
Para ahli juga bekerja sama dengan English Heritage, pengelola Arthur’s Stone, guna mengetahui sekaligus mendokumentasikan sisa-sisa arkeologis. Situs bersejarah itu berbentuk monumen yang terdiri dari sembilan batu, dan di atasnya memiliki batu seberat sekitar 25 ton, dikutip dari The University of Manchester, Rabu (20/7/2022).
Arthur’s Stone memiliki bentuk berupa pemakaman Neolitik dengan ruangan yang terbuat dari lempengan batu besar, serta terletak di perbukitan di atas Golden Valley di Herefordshire. Makam ini telah dikaitkan dengan Raja Arthur sejak sebelum abad ke-13. Konon, di lokasi inilah Raja Arthur membunuh raksasa, yang kemudian terjatuh dan meninggalkan bekas di salah satu batu, dikutip dari English Heritage.
Sementara, dilansir dari CNN, kisah lainnya menceritakan Raja Arthur bertarung dan mendorong raksasa yang akhirnya jatuh ke belakang ke batu, dan memecahkannya menjadi dua. Ada juga yang meyakini bahwa lekukan di batu adalah tempat Raja Arthur berlutut saat berdoa.
Meskipun mitos-mitos ini terdengar menarik, profesor arkeologi di University of Manchester bernama Julian Thomas mengatakan, belum ada dokumentasi hubungan sejarah antara Raja Arthur dengan struktur batuannya. Selain itu, tambahnya, sejarawan belum dapat memastikan bahwa Raja Arthur benar-benar ada.
Selain sebagai pemimpin Camelot, Raja Arthur juga dikenal sebagai pemimpin para ksatria yang diberi nama Ksatria Meja Bundar. Ia juga memiliki pedang legendaris bernama Excalibur. Situs ini juga dirumorkan menginspirasi penulis C.S. Lewis dalam karyanya, The Lion, The Witch and The Wardrobe atau juga dikenal sebagai serial Narnia. Arthur’s Stone disebut menjadi inspirasi untuk meja batu tempat Aslan, salah satu karakter utama, mengorbankan diri.
Wisatawan dapat melihat kegiatan para arkeolog saat menggali, melalui tur yang telah dipesan sebelumnya di laman English Heritage. Para ahli juga bergabung dengan tim sukarelawan untuk menemani wisatawan selama tur dan berdiskusi saat penggalian. Jika tertarik, tur ini dapat dipesan pada 6-26 Juli 2022, kecuali hari Kamis. Tur berlangsung setiap pukul 10.30, 12.30, dan 14.30 waktu setempat.
Tur ini tidak dikenai biaya alias gratis. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Berdasarkan laman English Heritage, wisatawan bisa memarkir kendaraan di area parkir Dorstone Village, kemudian berjalan kaki menuju situs. Wisatawan juga dilarang memanjat situs bebatuan dan menggunakan drone tanpa seizin pengelola. Untuk diketahui, posisi situs Arthur’s Stone cukup terpencil dan jauh dari keramaian. Untuk menuju Hay-on-Wye yang menyediakan tempat makan, berbelanja, serta toilet umum, jaraknya adalah 11 kilometer dari situs tersebut.
Sumber: kompas.com