Siapa bilang Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tidak ada perannya bagi warga sekitar kampus? Seolah ingin membantah pandangan tersebut, 16 mahasiswa ITS Rabu, 6 Juli 2022 menggelar pelatihan Ecoprint di Pandhapa Santana Yasa Seba RW 04 Perumahan ITS Surabaya.
Sebanyak 16 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberi pelatihan Ecoprint kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Kelurahan Keputih Sukolilo, Surabaya.
Kepala Lab Analitika Data Ekonomi dan Financial ITS Surabaya, Setiawan mengatakan, pelatihan Ecoprint kali ini digelar dalam rangka menyukseskan program Walikota Surabaya, yakni Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
“Saya sering mendengar jika dikatakan ITS itu paling tidak ada perannnya di sekitar kampus. Nah, pernyataan itu kita jawab dengan memberi pelatihan kepada warga Keputih yang masih dianggap tida mampu secara ekonomi,” ungkapnya.
Setiawan menjelaskan memilih Ecoprint dikarenakan sedang booming, kemudian di lingkungan kampus ITS banyak tanaman, sehingga memanfaatkan alam seperti dedaunan yang banyak ditemukan di sekitar permukiman warga.
“Ecoprint ini tidak seperti membatik, sehari belajar juga sudah cukup. Karena gampang itulah kami berpikir kalau masyarakat diberi pelatihan seperti ini saya optimis bisa. Setiawan melanjutkan, Ecoprint tidak menggunakan bahan-bahan sintesis, warnanya menggunakan zat warna alami, dari secang, kunyit, delima, dll. Sebagai upaya pengabdian masyarakat, ia berharap pelatihan ini bisa menjangkau lebih banyak warga dengan cakupan lokasi yang lebih luas lagi. Sehingga ke depannya bisa membangun semacam star up atau sistem bisnis.
Setiawan berharap pelatihan ini tidak berhenti sampai pelatihan sehari saja. Ia ingin pelatihan ini bisa berkelanjutan dengan terus memberikan pendampingan kepada pesertanya. Utamanya pendampingan dalam memproduksi, permodalan, hingga pemasaran.”Kalau bersinergi, kita bisa ajari mereka bagaimana pengadaan bahan, bagaimana rencana bisnisnya hingga pemasaran yang tepat untuk era digital seperti sekarang,” ujar Setiawan, Ketua Pusat Kajian Potensi Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) tahun 2016-2019 itu.
Ia berencana akan membangun konsep plasma mengingat sudah ada 2 komunitas Ecoprint di RW 4 Sukolilo yakni Sinawa Ecoprint dan Aniscraft. Selain sudah memiliki ijin usaha, keduanya juga sudah berpengalaman, serta sudah sering mengikuti pamerantermasuk pameran di Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) pada Maret lalu.
“Dengan pengalaman seperti itu, kalau dari segi quality sudah teruji, bahwa hasilnya bagus. Yang kedua punya market. Sehingga kami berencana agar mereka nanti menjadi semacam konsep inti plasma, intinya di UMKM, plasmanya di mereka ini yang kita latih,” tuturnya.