Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong adanya pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO), minyak goreng hingga minyak makan merah oleh koperasi petani sawit di daerah-daerah.
Salah satunya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Terlebih setelah mendengarkan langsung curahan hati para petani sawit saat melakukan kunjungan kerjanya.
“Saya harapkan, jika pabrik ini terbangun maka kita akan lebih mampu menjaga suplai minyak goreng di masyarakat,” ujar Teten dalam keterangannya, Jumat (1/7/2022).
Ia mengungkapkan, saat ini Kemenkop UKM sedang menginisiasi pilot project program Hilirisasi Produk Sawit Rakyat melalui inovasi minyak makan merah, sebagai functional product (food dan non food) melalui koperasi.
Dalam program tersebut digunakan teknologi produksi sederhana untuk mengolah CPO hingga dapat menghasilkan produk akhir berupa minyak makan merah yang lebih sehat dari minyak goreng komersil karena mempertahankan fitonutrien-nya (Vit A, Vit E dan Squalene).
“Bahkan, dapat mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak, serta produk sampingannya dapat dikembangkan menjadi bahan baku kosmetik dan sabun,” katanya.
Lantaran itu, Menkop UKM mengatakan, strategi yang dilakukan yaitu pendampingan kelembagaan koperasi.
“Selain itu perluasan akses pembiayaan untuk koperasi melalui LPDB-KUMKM sebagai modal kerja berkolaborasi dengan BPD-PKS, untuk modal investasi dan BRI dengan skema KUR Klaster bagi kelompok petani,” jelas dia.
Kemudian bersama Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kota Medan, telah dilaksanakan pilot plant teknologi minyak makan merah (yang didemokan pada 9 Juni 2022).
Pengembangan SNI produk baru minyak makan merah oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), serta piloting pengembangan minyak makan merah oleh koperasi di 6 provinsi (Sumut, Riau, Jambi, Kalteng, Kalsel, dan Kalbar).
“Adanya inovasi minyak makan merah ini akan mewujudkan kemandirian sawit rakyat melalui hilirisasi produksi sawit dari TBS ke CPO, dan dari CPO ke minyak makan merah oleh koperasi untuk meningkatkan nilai tambah petani sawit,” kata Menteri Teten seperti dilansir dari suara.com.
Indonesia merupakan negara produsen terbesar minyak sawit dunia, yang total produksi sawitnya menembus 50 juta ton per tahun.
Namun dari data (BPS Statistik Kelapa Sawit, 2020 sebanyak 14,59 juta hektare total luas perkebunan sawit di Indonesia, hanya sekitar 6,04 juta hektare atau 41 persen dikelola oleh petani swadaya dan 35 persen di antaranya adalah hasil dari sawit rakyat. Namun, hilirisasi kelapa sawit oleh rakyat belum optimal.
Diketahui, dengan total produksi sawit Indonesia menembus 50 juta ton per tahun, maka Indonesia menjadi negara produsen terbesar minyak sawit dunia.
Meski begitu, tingkat produktivitas rata-rata per tahun baru mencapai 2,30 persen, masih rendah dibandingkan negara tetangga Malaysia, sudah mencapai 6,49 persen per tahun dan Thailand sebesar 29,17 persen per tahun, dengan kualitas bibit tanaman bersertifikat.