Sejak jemaah calon haji masuk tanah suci Makkah, hampir setiap hari makam Hadratus Syekh KH Maimoen Zubair atau yang populer disapa Mbah Moen didatangi jemaah untuk ziarah. Terutama jemaah calon haji Indonesia (JCH Indonesia).
Lokasi makam Mbah Moen berada di kompleks Maqbarah Jannatul Ma’la, Makkah, Arab Saudi.
Saat akan masuk ke pintu masuk pemakaman Al Ma’la, ada dua petugas yang menjaga, mengarahkan peziarah yang datang. Keduanya langsung memberitahukan petugas lainnya untuk diarahkan sesuai dengan makam yang dituju. Keliling pemakaman bisa dilalui jalan kaki atau bisa menggunakan transportasi layaknya mobil golf dengan gratis.
Saat tanya dimana posisi Maqbarah (makam) Syekh Maimoen Zubair? Petugas di Ma’la langsung paham dan mengantarkan ke Makam ulama kharismatik tersebut.
“Ini Maqbarah Syekh Maimoen Zubair Indonesia,” jawab Muhammad Sye’la, sambil menunjukkan posisi makam Mbah Moen.
Makam Mbah Moen ada di baris keempat nomor 151. Posisinya tak jauh dengan makam istri pertama Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Khadijah.
Selain itu juga ada makam Siti Aminah, ibu Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib, kakek Rasulullah dan Paman Nabi, Abu Thalib.
Di pemakaman Ma’la, selain makam Mbah Moen, juga ada makam ulama kharismatik asal Situbondo, Hadratus Syekh KH Ahmad Sufyan. Ia adalah Mursyid Thariqah Naqsyabandiyah, yang juga pengasuh Ponpes Sumber Bunga dan Ponpes Mambaul Hikam, Situbondo.
KH Maimoen Zubair, wafat di usia 91 tahun, pada Selasa, 6 Agustus 2019. Sementara KH Ahmad Sufyan Miftahul Arifin wafat pada Kamis April 2012. Keduanya adalah tokoh Nahdlatul Ulama.
Saat tim Media Center Haji (MCH), berziarah ke pemakaman Al Ma’la, memang makam Mbah Moen selalu ada jemaah haji yang ziarah.
“Setiap hari pasti ada jemaah yang berziarah,” kata Muhammad Sye’la.
Sementara itu, salah satu jemaah yang saat itu berziarah terlihat membaca tahlil dan doa di makam Mbak Moen. Ia merasa sangat bahagia, ada waktu berziarah ke makam Mbah Moen.
“Karena sejak di Indonesia, juga sudah niat akan ziarah ke makam Mbah Moen. Keluarga juga menyarankan ziarah ke keluarga Rasulullah dan juga ke Mbah Moen. Alhamdulillah, sudah bisa ziarah ke Mbah Moen,” kata Fandi Sukarjo (41), jemaah asal Brebes, Jawa Tengah.
Fandi tak sendiri ke makam Ma’la. Ia membaca tahlil dan doa ke makam Siti Khadijah dan Mbah Moen bersama temannya, Tamrin Waan Jufri, serta jemaah lainnya.
“Baru ada waktu hari ini bisa ziarah ke makam Mbah Moen. Sudah tenang. Semoga bisa meneladani beliau,” harapnya.
Banyak jemaah calon haji Indonesia berziarah ke pemakaman Al Ma’la usai shalat lima waktu. Ramai peziarah usai shalat Subuh dan selesai shalat Ashar.
Diketahui, pemakaman Al Ma’la, awalnya bentuk pemakamannya sama seperti di belahan dunia lain. Namun sejak 1925 bangunan makam di Ma’la dihancurkan. Tidak ada lagi bentuk makam dan batu nisan. Yang tersisa hanyalah tanah yang rata dan jejeran batu sebagai penanda makam.