Putri Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang lebih akrab dengan nama Yenny Wahid menceritakan cara ayahnya mendekati ibunya (Hj Sinta Nuriyah Wahid). Hal ini mungkin juga dapat dilakukan bagi mereka yang ingin mendapat pendamping hidup.
Hj Sinta Nuriyah tercatat sebagai alumnus Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas. Sementara Gus Dur juga pernah ngaji di Tambakberas ke KH Abdul Fattah Hasyim. Bahkan Gus Dur sebelum menjadi presiden keempat RI sempat menjabat Kepala Madrasah Muallimin Muallimat Bahrul Ulum Tambakberas Jombang selama dua tahun.
Hal ini disampaikannya saat Al-Haflatul Kubro 2022 Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (25/6/2022) malam.
“Tambakberas ini tempat ayah dan ibu saya ketemu jodoh. Ibu saya muridnya Gus Dur. Dulu Gus Dur meminjamkan buku ke ibu (Sinta Nuriyah). Alasannya Gus Dur begitu untuk mendekati,” katanya.
Ia menambahkan, awalnya sang ibu belum tertarik ke Gus Dur atau sang ayah. Karena saat itu usianya masih belasan tahun. Gus Dur saat itu juga tidak melamar atau meminta ke orang tua Hj Sinta. Baru sampai melihat dari jauh dan meminjamkan buku.
Gus Dur baru melamar Hj Sinta dengan diwakili keluarga besar setelah adiknya yang bernama Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mau menikah. Agar tidak dilangkahi, maka Gus Dur diminta menikah juga.
Gus Dur lalu mengatakan jika ia memilih santri Tambakberas bernama Sinta Nuriyah. Hj Sinta Wahid merupakan kembang desa dan banyak yang ingin melamarnya.
“Awalnya tidak mau, akhirnya mau cuma lama. Setelah Gus Dur ke Mesir dan kuliah baru Gus Dur melamar Bu Sinta. Nikahnya secara virtual, diwakili oleh KH Bisri. Banyak yang kaget pas nikahnya. Soalnya mempelai pria udah tua,” ungkap Yenny.
Yenny mengatakan, Pesantren Tambakberas sangat istimewa baginya. Beberapa hal yang membuat Tambakberas istimewa antara lain karena masa kecilnya sering ngaji ke Tambakberas dan asal usul leluhurnya. Kiai Asy’ari merupakan santri Tambakberas dan menikah dengan dzuriyah Tambakberas.
(Ful)