Search

Pondok Pesantren Al-Munawwar Bojonegoro, Siap Umrahkan Santri Khatam Al-Qur’an

Tulisan aksara Jawa yang terpampang di dinding Pondok Pesantren Al-Munawwar menarik perhatian Aula untuk mengeksplor lebih dalam pesantren yang berada di bagian Selatan Kabupaten Bojonegoro itu. Pesantren yang diasuh KH Bardam Abd Nasir ini terletak di Jalan Raya Kunci KM 17 Dander, Kunci, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Pesantren dengan luas lahan sekitar 4.800 meter persegi ini memiliki sarana dan fasilitas lengkap, seperti asrama untuk santri putra dan putri, lembaga pendidikan, perpustakaan, laboratorium bahasa, kantin, dan mushala untuk jamaah para santri.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwar, Kiai Bardam, menyampaikan bahwa setiap tahun ada penambahan ruangan untuk santri baru. Di tahun ini, pihaknya akan membangun ruangan khusus untuk aula madrasah yang rencananya dibangun di lantai dua. Di samping itu, Kiai Bardam akan fokus untuk mengembangkan dan mengelola lima madrasah yang sudah didirikan itu. Lembaga pendidikan itu, di antaranya, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

Baca Juga:  Cara Cerdas Pesantren Annuqayah Sumenep Kelola Sampah

“Saya mendirikan sekolahan itu sesuai dengan tahap kemampuan. Untuk melangkah ke perguruan tinggi, saya harus mempelajari dulu kesiapan dari segi tenaga pengajar dan tempatnya. Jadi, sekarang yang menjadi prioritas kami adalah mengelola madrasah dengan lebih baik lagi,” kata Kiai Bardam kepada Majalah Aula baru-baru ini.

Kiai Bardam mengatakan, kegiatan di Pondok Pesantren Al-Munawwar dimulai setelah Subuh dengan mengaji kitab kuning, kemudian sekolah (bagi santri yang sekolah formal), lalu shalat berjamaah, madin, dan mengaji Al-Qur’an. Sedangkan program unggulan pesantren adalah Tahfidzul Qur’an.

Kelas Tahfidzul Qur’an dibuka sejak tahun 2019. Kelas tersebut sampai saat ini dibina langsung oleh Nyai Hj Nurur Rohmah, istri Kiai Bardam. Kelas ini mulanya diikuti hanya emdpat orang santri, kemudian bertambah delapan santri dan kini sudah ada sekitar 32 anak didik, beberapa di antaranya sudah hafal 10 hingga 15 juz Al-Qur’an.

Baca Juga:  Menteri Pendidikan Yordania Dukung Penguatan Pesantren di Indonesia

“Sebenarnya kelas tahfidz ini terbuka untuk umum. Tapi ternyata yang nyantri di sini yang ikut kelas tahfidz setiap ba’da Isya harus menghadap Bu Nyai untuk setoran. Jadi, semua santri tahfidz mereka bermukim di pondok pesantren,” kata Nyai Nurur.

Ia memaparkan, bagi santri yang pertama kali hafal Al-Qur’an 30 juz akan diberangkatkan untuk menjalani umrah di Tanah Suci Mekkah secara gratis. Umrah gratis itu merupakan bentuk reward untuk santri yang semangat menghafal Al-Qur’an.

“Saya dan Abah ingin membuat greget santri-santri supaya lebih giat lagi dan lebih semangat lagi. Maka, kami berdua sepakat siapa yang lulus duluan dan itu tidak sekadar selesai 30 juz, tapi juga dia hafal betul, ingat betul, sehingga nanti saya akan umrahkan. Itu janji kami, insyaAllah nanti saya akan laksanakan,” jelas Nyai Nurur yang juga aktif sebagai penceramah itu.

Baca Juga:  Pesantren Dea Malela Sumbawa, Dapat Kunjungan Menteri Perdagangan

Dy

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA