Search

Lulusan Pesantren Bingung Kerja, Ini Solusinya

Pesantren secara umum adalah lembaga pendidikan keagamaan yang berorientasi pendalaman ilmu agama (tafaqquh fiddin) yang meliputi akidah, pendidikan akhlak dan hukum fikih.

Persoalan mengemuka ketika ada sebuah pertanyaan; apakah santri yang pulang (boyong) bisa mendapatkan pekerjaan dan gaji yang layak?

Seperti yang telah disinggung bahwa pesantren menitikberatkan pendidikan agama dan akhlakul karimah yang memuat bagaimana hukum bersuci, shalat, serta adab, tatakramanya. Bukan diajari untuk mencari pekerjaan dan gaji melangit.

Bahkan dalam level lebih tinggi, santri dididik untuk membersihkan hati yang kotor, menundukkan keinginan duniawi yang membutakan hati, sehingga mereka tumbuh menjadi sosok yang ikhlas, sabar, pemaaf, tawaduk.

Harus diakui selama di pesantren, santri tidak diperkenalkan dunia bisnis, cara mencari uang maupun bekerja profesional. Mereka hanya diperintahkan untuk fokus belajar, ngaji, tidak yang lain.

Baca Juga:  Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Jadi Lokasi MQK Nasional

Meminjam perkataan sebagian orang tua: “ojok mikir nyambut gawe, fokus mondok ae”. Perkataan ini tidak sepenuhnya salah, sebab untuk menghasilkan santri yang berkualitas harus ditunjang dengan ketekunan, rajin belajar dan konsentrasi yang tinggi.

Merespon persoalan di atas, maka jawabannya ada tiga tawaran solusi; menjadi pengajar, pengusaha, melanjutkan studi. Masing-masing memiliki orientasi dan target yang berbeda.

1. Sebagai pengajar, maka orientasinya adalah khidmah, pengabdian. Targetnya adalah untuk mencerdaskan kader muda atau junior-juniornya di bidang agama. Poin ini mengedepankan keikhlasan, kesabaran, neriman, diberi berapapun legowo karena memang tidak mengharap imbalan.

2. Sebagai pengusaha, maka orientasinya inovatif, proaktif dan berani mengambil resiko. Targetnya adalah meraih keuntungan dan harus belajar menguasai lika-liku dunia usaha, misal bertani, berdagang, desain, menjahit, marketing, beternak, memasak, konveksi dan lain-lain.

Baca Juga:  EdenFarm Gandeng Situwangi Dukung Operasional Pesantren

Poin ini bisa dipersiapkan dengan cara mengadakan pelatihan wirausaha (enterpreuner) yang dibimbing oleh para profesional maupun pakar dari alumni yang telah sukses sebagai motivasi dan bekal untuk santri yang akan boyong.

Harapannya agar saat mereka terjun di masyarakat sudah memiliki bekal dan wawasan tentang kewirausahaan, sehingga membentuk kepercayaan diri (confidence) untuk bekerja.

3. Melanjutkan studi alias belajar lagi. Artinya pendalaman dengan mondok lagi atau lanjut ke bangku kuliah yang sesuai dengan bidangnya, sehingga akan memperkuat spesialisasi yang dikuasainya.

Misal, lulusan pesantren di bidang fikih, maka bisa dilanjutkan ke jenjang S2-S3 fakultas Syariah di UIN, Al-Azhar atau jika tertarik di bidang Sosiologi, maka bisa melanjutkan ke universitas Oxford, McGill, Harvard. Tak jarang akhirnya mereka menjadi asisten profesor di luar negeri.

Baca Juga:  Ajak Santri Cegah Bullying di Pesantren

Dari ketiga tawaran solusi ini diharapkan bisa mengurai kemasygulan wali santri seputar “anak tamat mondok akan bekerja apa dan digaji berapa”. Meskipun kenyataannya banyak pula yang sukses meniti karir menjadi pejabat publik, aparat negara, politisi, kontraktor, makelar.

Walhasil, dunia pendidikan pesantren dan dunia kerja tidak seharusnya dibenturkan, melainkan harus dipertemukan untuk saling melengkapi. Taruhlah contoh diadakan pelatihan di bidang kepenulisan; menulis artikel, menerjemahkan kitab, menerbitkan, hingga memasarkannya.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA