Search

Pondok Pesantren Al Badriyah Demak, Melengkapi Sarana Pendidikan non Formal di Mranggen

Pondok Pesantren Al Badriyah berdiri atas prakarsa Hadhrotus Syeikh KH. Muslih bin Abdurrahman Qosidil Haq pada tahun 1976 dengan memberi amanat kepada KH. Muhibbin Muhsin AH dan Umi Hj. Nadhiroh AHH sebagai pengasuh.

Didirikanya Ponpes Al Badriyyah dilatarbelakangi oleh kurangnya sarana pendidikan non formal yang dapat menampung santri putri yang hendak menimba ilmu di daerah Mranggen, mengingat pada tahun 1976 belum banyak Ponpes putri di wilayah Mranggen dan sekitarnya.

Pembangunan sarana prasarana Pondok Pesantren Al Badriyah didirikan dengan dana pribadi KH. Muhibin Muhsin, AH dan juga bantuan swadaya dari warga sekitar. Pembangunan dengan segala keterbatasan dana dan kemampuan yang ada, akhirnya KH. Muhibbin Muhsin, AH dapat menyelesaikan pembangunan Pondok Pesantren.

Mulanya Pondok Pesantren Al Badriyah hanya memiliki satu gedung berlantai 2 yang menampung para santri untuk mukim dan belajar agama khususnya menghafal al-Qur’an. Pemberian nama Al Badriyyah yang memiliki arti bulan purnama diharapkan agar pondok tersebut dapat menjadi pelita dunia, penerang agama Islam dan dapat meneteskan benih-benih generasi penerus pejuang agama yang berakhlak mulia, berilmu barakah manfaat segalanya.

Baca Juga:  Libatkan Pesantren Siapkan Entrepreneur Muda, Masuki Kompetisi Dunia Bisnis 

Seiring berjalanya waktu, Pondok Pesantren Al Badriyah yang mulanya khusus mengelola pendidikan untuk santri putri, atas desakan dan permintaan dari masyarakat untuk dapat juga memberikan pendidikan kepada santri putra yang ingin menimba ilmu kepada KH. Muhibbin Muhsin, AH.

Demi memenuhi permintaan masyarakat itulah KH. Muhibin Musin, AH mendirikan bangunan pondok untuk santri putra, sehingga sampai sekarang Pondok Pesantren Al Badriyah tidak hanya mendidik santri putri tetapi juga mendidik santri putra. Pembangunan Pondok Pesantren Al Badriyah putra dimulai pada tahun 2007 dan kini sudah ditempati oleh para santri putra dari berbagai daerah. Bahkan Pondok Pesantren Al Badriyyah sudah melebarkan sayap membuka cabang Pondok Pesantren Al Badriyyah 2 yang berada di Jalan Rayungkusuman II Mranggen Demak.

Baca Juga:  PP Miftahul Ulum Al Yasini Wonorejo Pasuruan, Ajarkan Nilai Budaya Secara Islami

Biografi Pengasuh

KH. Muhibin Muhsin, AH yang saat ini merupakan pengasuh Pondok pesantren Roudlotuth Tholibin memulai pendidikannya dari tingkat dasar pada Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat SD pada tahun 1955. Karena sistem pendidikan pada masa itu belum terbentuk dengan baik, maka proses belajar di SR ini hanya dijalani kurang dari enam tahun oleh KH. Muhibbin Muhsin, AH kecil karena belum ada aturan yang mengharuskan anak yang bersekolah di SR untuk menyelasaikan pendidikanya selama 6 tahun.

Kemudian atas kecintaan pada ilmu agama dan pengaruh lingkungan sekitar di mana Mranggen merupakan sebuah wilayah yang cukup religius pada masa itu, KH. Muhibbin Muhsin, AH ingin memperdalam ilmu agamanya. Oleh sang ayah, KH. Muhibbin Muhsin, AH dikirim ke Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin, Jragung Karangawen Demak. Setelah mengkhatamkan al-Qur’an bil Ghoib, kemudian meneruskan di Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’anKudus di bawah Asuhan Al Allamah KH. Arwani Amin. Setelah dirasa mempunyai fondasi kuat dalam ilmu al-Qur’an, beliau melanjutkan belajar ilmu agama di Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang.

Baca Juga:  Pesantren Darul Akhyar, Kiai Idris Sampaikan Tiga Misi Bagi Santri

Dalam rangka mematangkan diri dengan ilmu al-Qur’an yang lebih baik, usai belajar di Ponpes API Tegalrejo Magelang beliau melanjutkan pendidikan al-Qur’annya di Pondok pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH. Ali Maksum. Di Pesantren Al Munawwir inilah beliau mematangkan ilmu al-Qur’anya hingga menjadi pengembaraan terakhir beliau dalam menuntut ilmu.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA