Search

Lukman Hakim Saifuddin – Kagumi Guru Moderasi

Menteri Agama RI 2004-2019 ini mengapresiasi praktik baik para volunter Guru Pelopor Moderasi (GPM) yang ditulis dalam buku berjudul Guru Pelopor Moderasi: Best Practice Moderasi Beragama di Sekolah dan Madrasah.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Bedah Buku Guru Pelopor Moderasi: Best Practice Moderasi Beragama di Sekolah dan Madrasah, di Hotel Millennium Jakarta, Senin (13/06/2022).

“Saya mengapresiasi yang tak terhingga kepada Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) yang telah memprakarsai kegiatan baik ini,” katanya.

Apalagi, lanjut dia, kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan guru agama Islam semata, melainkan juga guru lintas agama.

“Saya sangat mengapresiasi betul dan tentu apresiasi kepada Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag yang telah membantu kerja besar ini,” ujarnya.

Baca Juga:  In Memoriam KH. Sholeh Sahal, Berpulangnya Ulama Seribu Umat dari Surabaya

Menurut penerima gelar doktor honoris causa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, buku tersebut merupakan satu-satunya buku yang memuat praktik moderasi beragama yang disusun oleh para guru agama itu sendiri.

“Ini buku pertama yang saya temui tentang pengalaman terbaik dari para guru tentang perspektif moderasi beragama. Ternyata, meskipun buku ini diprakarsai oleh AGPAII tapi juga menyertakan guru dari agama lain,” jabar pria kelahiran Jakarta, 25 November 1962 itu.

Lebih lanjut, ia juga mengapresiasi semangat voluntarisme dari para guru agama sebagai pelopor moderasi yang menyebarkan nilai-nilai moderat kepada para siswa di sekolah.

“Saya mengapresiasi semangat kesukarelaan guru-guru. Apalagi sempat disebutkan bahwa tidak semua guru tadinya mempunyai kemampuan menulis,” tutur putra bungsu Menag era Bung Karno, KH Saifuddin Zuhri ini.

Baca Juga:  KH Ma'ruf Amin Bersiap Ngantor di Papua

Hal yang tidak kalah penting bagi dia adalah ketersebaran dari keterlibatan guru-guru. Meskipun tidak memuat keterlibatan guru seluruh provinsi di Indonesia, namun setidaknya dilaporkan bahwa para guru pelopor moderasi tersebut tidak kurang dari 25 provinsi.

“Ini menandakan ketersebaran partisipasi guru-guru untuk menuliskan pengalamannya dalam perspektif moderasi beragama cukup baik,” ungkapnya.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA