Search

KH Abdurrahman Al Kautsar – Jangan Bangga Dipanggil Gus

Gus Kautsar yang merupakan putra dari KH Nurul Huda Djazuli, Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur ini mengingatkan siapa saja yang senang mendapat panggilan ‘Gus’ untuk tidak bangga terlebih dahulu mendapatkan gelar tersebut.

Dirinya menjelaskan bahwa panggilan ‘Gus’ merupakan sebuah penghormatan yang diberikan oleh masyarakat, khususnya Jawa Timur, kepada orang yang kebetulan dilahirkan dari para ulama yang memiliki karya, atsar, atau legacy (peninggalan) dalam hidupnya.

“Artinya, ‘Gus’ itu sama sekali bukan penghormatan kepada dirinya. Tidak. Tapi ini adalah menghargai jasa-jasa orang tuanya,” tegas Gus Kautsar saat berbicara pada Dies Natalis Ke-58 Universitas Negeri Surabaya yang disiarkan kanal YouTube Kece Media by Unesa, Sabtu (11/06/2022).

Baca Juga:  KH Abdullah Syamsul Arifin - Alasan Doa Tak Dikabulkan

Maka, ia sepakat jika ada orang yang membangun karya dan perjuangannya sendiri dengan tidak mengandalkan nasab orang tua untuk dipanggil dengan ‘Kiai’, bukan ‘Gus’. Karena menurut dia ‘Gus’ itu tidak punya karya.

“Kami ini terhormat karena karya orang tua kami. Karena kebaikan, karena kualitas yang dimiliki oleh orang tua kami. Kakek nenek kami,” ungkap Gus Kautsar.

Pada kesempatan tersebut ia pun mengungkapkan keheranannya kepada orang yang bangga sekali jika dipanggil ‘Gus’. Padahal jika yang bersangkutan mau memahami bahwa ia dipanggil ‘Gus’ sama sekali bukan karena kehebatannya.

“Hanya untuk mengingatkan: He, Mas. Anda itu anaknya orang hebat. Sekarang berusahalah untuk kemudian memantaskan diri menjadi orang yang lumayan. Tidak usah seperti bapaknya, setidaknya lumayan,” katanya.

Baca Juga:  Citra Kirana Kapok Buka Media Sosial

Gus Kautsar pun mengutip sebuah maqalah yang menyebutkan orang yang paling tidak menarik adalah generasi yang tidak memiliki kompetensi dan karya. Namun, ketika ada orang lain sukses dan berhasil, dia akan mengatakan: “Sukses semacam ini belum apa-apa. Dulu, nenek moyang saya jauh di atas itu.”

“Iya nenek moyang kamu jauh di atas itu. Kamu di mana,” tanya Gus Kautsar.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA