Institut Agama Islam (IAI) Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, terus meningkatkan pelayanan pendidikan. Pada tahun akademik 2022/2023 ini, kampus di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, membuka program studi (prodi) baru, Pendidikan (tadris) Matematika untuk strata satu (S1).
Pembukaan prodi baru itu, setelah surat izin operasional dengan diantar langsung oleh Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag, dan diterima oleh Rektor IAI Darussalam, Blokagung, Dr. KH. Ahmad Munib Syafa’at, Lc., M.E.I, di kampusnya pada Sabtu.
“Dengan turunnya SK surat izin operasional ini, mulai tahun ini Prodi Pendidikan Matematika menerima pendaftaran mahasiswa baru,” cetus Rektor IAI Darussalam, Blokagung, Dr. KH. Ahmad Munib Syafa’at, Lc., M.E.I.
Menurut Gus Munib, dengan dibukanya prodi Pendidikan Matematika ini, berarti di IAI Darussalam Blokagung, saat ini memiliki Sembilan prodi. Sebelumnya, telah ada delapan prodi, yakni di Fakultas Tarbiyah dan Kependidikan (FTK) ada Prodi Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Tadris Bahasa Indonesia, dan Tadris Bahasa Inggris. Di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ada Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Prodi Bimbingan dan Konseling Islam.
“Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ada Prodi Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah,” ungkapnya seperti dilansir dari radarbanyuwangi.id.
Untuk tahun ini, jelas dia, IAI Darussalam Blokagung sebenarnya mengajukan izin operasional tiga prodi baru. Selain Pendidikan Matematika, juga Prodi Pendidikan IPA, dan Program Pascasarjana S2 Prodi Manajemen Pendidikan Islam. “Semoga Prodi IPA dan Pascasarjana S2 izinnya juga segera turun, sehingga tahun depan bisa dibuat modal mewujudkan alih status dari institut menjadi universitas,” harapnya.
Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Kemenag RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag, dalam sambutannya menyampaikan Perguruan Tinggi (PT) berbasis pesantren memiliki keunggulan yang tidak dimiliki kampus nonpesantren, dan ini perlu didukung. “Saya mengapreasiasi ada pengajuan prodi baru dari kampus pesantren, karena mahasiswanya melengkapi pendidikan pesantren dengan kemampuan akademik yang ilmiah,” katanya.