Search

KH Nasaruddin Umar – Surat Cinta Tuhan

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar

Menurut Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2022-2027 ini, musibah dan ujian merupakan surat cinta dari Tuhan kepada hamba-Nya.

“Penyakit, penderitaan, musibah itu surat cinta Tuhan,” katanya.

Imam besar Masjid Istiqlal Jakarta ini kemudian mengutip hadits yang menjelaskan bahwa musibah atau ujian yang menimpa seseorang itu memiliki fungsi sebagai pencuci dosa masa lampau.

“Di hadits lain, tanda-tanda kalau Allah mencintai hamba-Nya, Dia mendatangkan musibah untuk menghapuskan dosa masa lampau hamba-Nya agar lunas nanti di akhirat sehingga tidak perlu lagi transit di neraka,” jelasnya di sebuah tayangan video.

Ia mengatakan bahwa andai saja orang yang tengah diuji mau mengambil hikmah di balik musibah, penyakit, atau ujian yang tengah menimpanya, niscaya orang itu akan mau bersyukur atas apa yang sedang ia terima.

Baca Juga:  Zaskia Gotik Mantap Memakai Hijab

“Hanya karena kita tidak paham apa hikmah di balik penderitaan itu, maka kita tidak mensyukurinya, bahkan kita mengeluh,” tuturnya.

Ketua Yayasan Al-Ikhlas Ujung Bone Sulawesi Selatan ini juga menjelaskan bahwa musibah dan kenikmatan itu ibarat dua sisi mata uang.

“Bagi para arifin, dia tidak mampu membedakan antara musibah dan kenikmatan. Penderitaan dan kenikmatan itu seperti satu mata uang yang memiliki dua sisi yang berbeda. Satu sisi mata uang itu adalah penderitaan, tapi sisi lain itu adalah kenikmatan,” bebernya.

“Jadi kenikmatan dan penderitaan itu keduanya dari Allah. Tidak perlu kita ratapi penderitaan itu, tapi syukuri penderitaan itu,” lanjutnya.

Untuk itu, ia kemudian memberikan ajakan untuk bisa bersabar atas datangnya penderitaan jika menimpa diri seseorang.

Baca Juga:  Lucius Karus Muslihat Revisi UU Desa

“Bersabarlah dengan penderitaan, pasti rasa penderitaannya akan rendah, akan menjadi nikmat. Tapi kalau kita memusuhi penderitaan, memusuhi penyakit, memusuhi kekecewaan itu akan semakin parah menimpa kita,” ujarnya.

“Maka dari itu kita jangan membenci penderitaan, itu akan semakin menyiksa penderitaan itu. Bersahabatlah dengan penderitaan, maka tidak akan terasa lagi penderitaan itu sebagai suatu penderitaan,” imbuhnya.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA