Search

Komaruddin Hidayat – Kembangkan Islam Indonesia

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima kunjungan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Komaruddin Hidayat bersama para pimpinan kampus. Acara dipusatkan di lantai 3 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, pada Jumat (03/06/2022) siang.

Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari kunjungannya ke Kantor PBNU adalah untuk berbagi pandangan dalam upaya mengembangkan Islam Indonesia. Ia berharap, Islam Indonesia dapat berpartisipasi dalam kemajuan peradaban global.

“Kami merasa ternyata banyak hal irisan yang sama, sehingga ke depan kita bisa kerja samakan. Tentu tidak sebanding antara kampus kami dengan NU yang sudah tua, lama, dan besar. Sementara kami masih baru mulai. Tapi setidaknya ada hal-hal yang bisa dikerjasamakan,” katanya.

Baca Juga:  Agus Zainal Arifin Pastikan Penerima Bantuan Sosial

Menurutnya, Kampus UIII akan menjadi laboratorium pendidikan intelektual yang mampu membantu dan ikut mengembangkan pemikiran-pemikiran para ulama NU secara formal-akademis.

“Di sisi lain, para intelektual, kultural, dan gerakan kekayaan yang terdapat di NU juga bisa nanti ikut memperkuat dan memperkaya pusat-pusat kebudayaan keilmuan di kampus UIII. Ini baru langkah awal. Selanjutnya kami akan kerja sama dengan NU dan pasti juga dengan lembaga-lembaga yang lain,” tegasnya.

Gus Yahya yang dalam pertemuan ini didampingi Katib Syuriyah PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali mengatakan bahwa berdirinya UIII merupakan satu inisiatif yang patut diapresiasi.

Dalam kesempatan itu, Gus Yahya membeberkan agenda konferensi internasional para pemimpin agama sedunia yang akan digagas PBNU dalam rangka memperingati usia 100 tahun NU yang jatuh pada Rajab 1444 Hijriah mendatang. Konferensi internasional yang diberi judul Religion Twenty (R20) itu akan digelar pada November 2022, berdekatan dengan pelaksanaan G20.

Baca Juga:  Tokoh NU Cianjur KH Dandan Tutup Usia

Pada R20, Gus Yahya mengaku akan menyiapkan fikih peradaban untuk dibahas bersama, sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan dan memberikan solusi atas berbagai kemelut yang sedang dihadapi dunia Islam di dunia.

(Ful)

Terkini

21 Mei 2024Jemaah Haji Dapat Smart Card di Makkah, Ini Fungsinya Jakarta () — Ada yang berbeda dalam penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Pemerintah Arab Saudi telah mengeluarkan kartu pintar (smart card) untuk dibagikan kepada jamaah haji, sekaligus sebagai akses mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). "Kebijakan penggunaan smart card baru diterapkan tahun ini oleh Pemerintah Arab Saudi. Nah, ini harus diikuti oleh jamaah Indonesia," tutur Anna Hasbie, Juru Bicara Kementerian Agama, di Jakarta, Selasa (21/5/2024). Jemaah haji Indonesia, lanjut Anna, diminta membawa smart card selama berada di Tanah Suci, terutama pada puncak haji di Armuzna. "Smart card adalah kartu yang nanti akan dipakai oleh jamaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Setiap jamaah ke Armuzna, wajib memakainya," terang Anna. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurrahman, di Makkah, juga mengimbau agar ketua kloter, ketua rombongan dan ketua regu, termasuk juga jamaah, bertanggung jawab memastikan kartu tidak hilang dan menjaga sebaik mungkin. "Kami memberikan imbauan ketua kloter, ketua rombongan, ketua regu, dan jamaah agar bisa menjaganya sebaik mungkin. Jangan sampai hilang," imbau Khalil, sapaan akrabnya. Khalil menambahkan, smart card akan didistribusikan melalui Kepala Sektor untuk diberikan kepada ketua kloter. Mereka yang akan membagikan smart card kepada jamaah melalui ketua rombongan. "Kemudian nanti teknis pembagiannya ke Kasektor. Kasektor yang nanti membagikan kepada ketua kloter. Ketua Kloter nanti yang akan membagikan ke ketua rombongan, lalu ke ketua regu dan jamaah. Kami mengimbau ketua regu kloter dan jamaah haji benar- benar menjaganya agar tidak hilang," jelas Khalil Lebih lanjut, Khalil mengungkapkan, pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan cadangan kartu bagi jamaah apabila kehilangan smart card. Namun jumlahnya sangat terbatas. "Dari Kementerian Haji Saudi, jelasnya, kalau hilang bisa diganti tapi dibatasi 10 persen dari jamaah haji Indonesia. Kami mengimbau supaya (para jamaah) hati-hati menyimpannya," tutur Khalil Khalil menambahkan, smart card ini merupakan implementasi pelaksanaan peraturan Arab Saudi yang mengeluarkan fatwa bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa. "Nah itu (smart card) sama dengan izin (berhaji)," imbuh Khalil. Scan Barcode Kartu smart card didominasi warna coklat dan putih. Pada bagian depan terdapat foto dan data profil jamaah. Di sana juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah. Apa saja data yang tersaji? Khalil menjelaskan bahwa data tersebut antara lain berisi nama jamaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jamaah di Makkah.

Kiai Bertutur

E-Harian AULA