Search

Kenali Profil Pesantren Nashrul Ummah, Mejobo Kudus

Pondok Pesantren Nashrul Ummah Kudus adalah pesantren modern yang didirikan oleh KH. Nusron Wahid yang berlokasi di Jl. Suryo Kusumo, RT.006/RW.001, Bendo, Mejobo, Kec. Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Pesantren Nashrul Ummah Kudus memadukan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum pesantren dan didirikan lembaga pendidikan formal SMK Nashrul Ummah dan MTs Nashrul Ummah.

Sarana dan prasarana di Pesantren Nashrul Ummah Kudus sangat lengkap guna menunjang kemajuan dalam belajar para santri di pesantren.

Ketrampilan hidup di Pesantren Nashrul Ummah Kudus guna menunjang para santri ketika lulus telah siap dalam dunia kerja dan dunia usaha sesuai yang diinginkan dalam keahlian. Ketrampilan hidup di pesantren yang diajarkan adalah: Tata Busana berupa menjahit dasar, menjahit cepat, menjahit mode/fashion dan Tata Boga berupa memasak dari dasar sampai diperkenalkan berbagai resep makanan dari pembuatan kue, jajanan, aneka masakan, teknik memasak.

Baca Juga:  DPRD Kalsel Sahkan Tiga Raperda Pesantren

Jadi Tempat Halaqoh Santri

Sanad keilmuan umat Islam Indonesia, sangatlah luar biasa. Sanad maupun metodologi pengajaran melalui pesantren dan madrasah diniyyah, tersebar di seantero negeri. Selain itu, banyak putra bangsanya menjadi ulama’ besar kaliber (kelas) dunia, seperti Syaikh Nawawi Al-Bantani dan Syaikh Muhammad Yasin bin Isa Al-Fadani.

Cendekiawan muslim asal Syiria, DR. Syaikh Mahir Hasan Al-Munajjid mengutarakan hal itu dalam Halaqah Santri NU (Nahdlatul Ulama) di Pondok Pesantren Nashrul Ummah Yayasan Nusantara Satu Kudus di Desa/ Kecamatan Mejobo Kudus yang diadakan pada 2017 silam.

‘’Kalian semua sangat beruntung hidup di Indonesia. Banyak ulama yang ilmunya bisa Anda serap. Jadilah generasi penerus ulama salaf yang dulu sangat semangat dan gigih menyebarkan ilmu agama,’’ tegasnya dalam halaqah yang digelar oleh GP. Ansor dan Aswaja Center Kabupaten Kudus.

Baca Juga:  Pesantren Amanatul Quran Mojokerto, Pusat Pendidikan Santri Tahfidz Quran

Pada kesempatan itu, Syaikh Mahir juga berpesan, agar dalam melaksanakan dakwah, umat Islam Indonesia melakukannya dengan santun. ‘’Amar ma’ruf nahi mungkar sebagai sarana dakwah, dilaksanakan dengan cara ma’ruf serta bi al-hikmah wa al-mauidzah al-hasanah,’’ katanya.

Kepada para peserta halaqah, ia juga berpesan agar pemuda bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan belajar, belajar dan belajar. ‘’Dengan begitulah maka Anda akan menjadi pemuda yang pandai membaca zaman dengan hukum Allah SWT.,’’ paparnya.

Dr. KH. Abdul Ghofur, memaparkan mengenai sejarah ke-Islam-an Bangsa Arab yang bermacam-macam, dilihat dari sisi kultur (budaya) hingga kesukuan yang pada gilirannya berhasil disatukan oleh Rasulullah Muhammad SAW.

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA