Search

PCNU Bantul segera Bangun Rumah Sakit

Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini dalam tahap proses mendapatkan kekancingan tanah (sultan ground). Lokasinya di daerah Sumberagung Kapanewon, Jetis. Tanah tersebut diperuntukan bagi pendirian rumah sakit NU.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua PCNU Bantul, dr H Attobari, saat syawalan sekaligus pembukaan lailatul ijtima di Musala Ar-Ridho, Nanggulan, Gadingsari, Sanden, Senin (23/05/2022).

“Mohon doa restu dari semua jamaah, agar harapan kita semua yakni berdirinya rumah sakit NU bisa terwujud,” kata Gus Atto.

Dirinya juga bersyukur karena Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sanden telah melaksanakan program Koin NU, sehingga bisa terkumpul dana sebesar Rp 30 juta guna mendukung berdirinya NU Mart di PCNU Bantul.

Baca Juga:  188 UMKM Rintisan Mahasiswa Ahmad Dahlan Ikuti Pameran UAD FAIR 2022

“Ke depan semoga pandemi benar-benar sirna sehingga kita dapat meneruskan program yang telah dirancang,” harapnya.

Dalam tausiahnya, KH Muslih Sukatno menjelaskan, bahwa lailatul ijtima artinya pertemuan pada malam hari, karena waktu malam waktu yang baik seperti kanjeng Nabi menerima wahyu pada malam hari. Pun Isra Mi’raj juga terjadi pada malam hari. Maka NU menjadikan tradisi malam hari untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat. Isi acara lailatul ijtima’ yaitu tahlil, salawat, asraqal (berdiri hormat untuk Nabi Muhammad SAW), dan ada pengajiannya.

“Ada beberapa hal yang menyebabkan bala/bencana dicabut oleh Allah, di antaranya karena ikhlas dalam beribadah kepada Allah,” kata KH Muslih Sukatno saat memberikan mauidlah.

Baca Juga:  Percepat Penerapan Raperda, Pesantren di DIY Banyak yang Belum Punya Legalitas

Berikutnya adalah doa umat, shalatnya umat Islam, berkah orang shalat sampai Allah mau mencabut bencana yang ada dibumi. Keempat, bencana akan dicabut karena ada orang dhuafa.

“Setiap anak cucu Adam memiliki kesalahan, dan sebagusnya orang salah yaitu orang yang mau bertobat,” ungkap Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sanden tersebut.

Sedangkan syarat tobat adalah membaca istighfar, tidak mengulangi, dan mengganti dengan perbuatan yang baik.

“Selama bulan Ramadlan, dosa sudah diampuni oleh Allah. Selanjutnya tinggal menyelesaikan urusan dengan sesama yaitu meminta maaf,” pungkasnya.

(Ful)

Terkini

Kiai Bertutur

E-Harian AULA